BERITAALTERNATIF.COM – Ali bin Musa bin Ja’far as yang terkenal dengan Imam Ridha as (148-203 H) adalah Imam Kedelapan mazhab Syiah Itsna Asyariyah.
Ia memegang tampuk kepemimpinan selama 20 tahun, yang mana 10 tahun sezaman dengan kekhalifahan Harun al-Rasyid, 5 tahun sezaman dengan kekhalifahan Muhammad Amin dan 5 tahun sezaman dengan kekhalifahan Ma’mun.
Dalam riwayat yang dinukil dari Imam Jawad as disebutkan bahwa lakab Ridha diberikan oleh Allah kepada ayahnya.
Tempat kelahirannya adalah kota Madinah kemudian dipanggil secara paksa oleh Ma’mun Abbasi ke Khurasan dan dijadikan sebagai wali ahd (baca: putra mahkota) atas desakan Ma’mun Abbasi.
Imam Ridha as dalam perjalanannya menuju Khurasan dari kota Madinah telah menyampaikan sebuah hadis yang terkenal yaitu silsilah al-dzahab (mata rantai emas) di kota Neisyabur.
Makmun menyelenggarakan beberapa forum dialog antara Imam Ridha as dan para pembesar agama dan mazhab lainnya, yang hal ini menyebabkan semua orang mengakui keunggulan dan keilmuannya.
Imam Ridha as mati syahid di tangan Ma’mun di kota Thus. Pusaranya terletak di Masyhad dan menjadi tempat ziarah jutaan kaum muslimin dari pelbagai penjuru dunia.
Berikut mutiara hikmah yang beliau sampaikan, yang dapat menjadi pedoman hidup bagi kaum muslimin:
- Hamba-hamba pilihan bergembira bila berbuat baik, meminta maaf bila berbuat buruk (salah), berterimakasih bila diberi sesuatu, bersabar bila ditekan, dan memaafkan bila marah.
- Ibadah bukan hanya memperbanyak puasa dan salat, melainkan banyak merenungkan ciptaan Allah.
- Sahabat setiap orang adalah kecerdasannya, dan musuhnya adalah kebodohannya.
- Mencintai (toleransi) kepada sesama manusia adalah setengah kecerdasan.
- Iringilah penguasa dengan kewaspadaan, teman dengan kerendahan hati, musuh dengan kecurigaan dan masyarakat umum dengan keceriaan.
- Pasrah (tawakal) berarti hanya takut kepada Allah.
- Orang yang melakukan banyak kebaikan selalu dipuji meski tak membutuhkannya.
- Orang yang banyak karunia (rezeki) harus bermurah hati kepada keluarga dan kerabatnya.
- Seseorang menjadi mukmin bila mempunyai tiga kualitas dalam dirinya: Sunnah dari Tuhannya, Nabi-Nya, dan dari Wali-Nya. Sunnah dari Tuhannya adalah menjaga rahasia, sunnah dari Nabi-Nya adalah santun dengan manusia lainnya, dan sunnah dari Wali-Nya adalah kesabaran dalam kemalangan dan kesulitan.
- Uang hanya dapat dikumpulkan dengan lima syarat: kikir yang memuncak, cita-cita tinggi, kerakusan berlebihan, memutuskan hubungan kekerabatan, dan mengutamakan dunia di atas akhirat.
- Barang siapa mencintai pemaksiat, menjadi pemaksiat. Barang siapa mencintai pelaku kepatuhan, menjadi orang taat. Barang siapa memihak orang zalim, menjadi zalim. Barang siapa menghina orang adil (pelaku keadilan) menjadi hina, karena tidak ada kekerabatan antara Allah dengan siapa pun. Tidak ada seorang pun yang memperoleh kecintaan (wilayah) Tuhan kecuali dengan ketaatan. Nabi saw berkata kepada seluruh anak keturunan Abdul Muthalib, “Bawalah kepadaku amal kalian, bukan dengan garis keturunan dan keningratan.”
- Yang paling ditakuti bagi manusia adalah tiga peristiwa: peristiwa ketika ia dilahirkan dari perut ibunya, lalu melihat dunia. Peristiwa saat ia mati, lalu melihat akhirat dan seluruh penduduknya. Dan hari ketika ia dibangkitkan lalu melihat hukum-hukum yang tidak pernah dilihatnya di dunia.
- Ada tujuh puluh cara ibadah, dan enam puluh sembilan di antaranya adalah penerimaan dan kepasrahan kepada Allah, Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, dan kepada rasul-Nya dan para pemilik hak kewenangan (ulul amri). Semoga salawat Allah atas mereka.
- Orang yang dermawan akan dekat dengan Allah, surga, dan masyarakat, serta dijauhkan dari neraka. Sedang kikir membuat jauh dari Allah, surga, dan manusia, serta dekat dengan neraka. (*)
Sumber: Safinah Online & Wikishia
Editor: Ufqil Mubin