BERITAALTERNATIF.COM – Media ini menerima tiga video pendek yang menunjukkan sejumlah kendaraan roda empat yang kesulitan melewati jalan menuju Desa Semayang, Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Dalam salah satu video berdurasi 15 detik terlihat beberapa orang warga berusaha mengarahkan mobil yang kesulitan melewati jalan tersebut.
“Dorong bannya,” kata seorang warga, sebagaimana dikutip beritaalternatif.com pada Senin (13/3/2023) malam.
Mereka pun berusaha mendorong mobil tersebut agar dapat melewati jalan berlumpur itu. Di sebelah kanan mobil itu terdapat truk yang juga tak dapat melewati jalan tersebut. Truk pengangkut kelapa sawit itu terlihat oleng.
Sementara di belakangnya terdapat sejumlah pengendara mobil mengantre, menunggu giliran untuk melewati jalan tersebut.
Video lainnya berdurasi 27 detik memperlihatkan bahwa jalan tersebut digenangi air dan lumpur. Sejumlah pengendara motor terpantau melewati jalan itu secara perlahan. Seorang perempuan beserta anaknya yang dibonceng pengendara motor terpaksa berjalan kaki.
Di arah yang berlawanan terdapat mobil pikup berwarna putih yang tak bisa melewati jalan tersebut. Sekitar tujuh orang berusaha membantu pengendara pikup tersebut untuk melewati jalan berlumpur itu.
Video lainnya yang berdurasi 37 detik memotret antrean panjang kendaraan di sepanjang jalan tersebut.
Berdasarkan informasi dari warga yang berasal dari desa itu, antrean panjang di jalan tersebut telah berlangsung selama sepekan. “Kalau dalam video itu kejadiannya tadi siang,” kata pada Senin malam.
Kata dia, jalan yang rusak parah sepanjang sekitar 100 meter itu berlokasi tak jauh dari permukiman warga Desa Semayang. “Jaraknya sekitar 1 kilometer sebelum Desa Semayang,” ungkapnya.
Sepekan dalam Kubangan Lumpur
Ketua Asosiasi Karya Muda Mahakam (AKMM) Kukar Aspin Anwar menyoroti jalan rusak di Desa Semayang, Kecamatan Kenohan.
Jalan yang menghubungkan Desa Semayang dan Kahala tersebut dinilainya belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
Aspin mengaku mendapat informasi bahwa seminggu terakhir ini warga yang melintasi jalan tersebut mengeluhkan kondisi jalan yang sudah rusak parah.
“Apalagi ketika musim hujan. Dalam minggu ini jalanan seperti bubur dan juga terjadi kemacetan panjang. Inilah yang menghambat perekonomian,” kata Aspin.
Sebagai bagian dari warga yang sering melewati jalan tersebut, Jojo sapaannya, mengeluhkan kondisi jalan ketika turun hujan.
Sebab, seluruh kendaraan yang melintasi jalan itu mengalami kesulitan, bahkan ada yang sampai amblas dan terjebak di dalam lumpur.
“Bayangkan saya saja bawa keluarga saya mudik pakai motor itu tidak bisa apa-apa untuk melintas, apalagi pakai mobil, dan kasihan mereka yang bawa anak kecil, anak bayi, bahkan orang yang ingin melahirkan, gimana nasib mereka?” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2019 DPRD Kukar, Pemkab Kukar, dan Pemprov Kaltim telah menganggarkan anggaran miliaran rupiah, namun jalan tersebut tidak diaspal.
“Saat ini yang saya lihat pejabat publik, mulai dari eksekutif dan legislatif melihat jalan Desa Semayang ini, tapi mereka menutup mata, tidak ada gerakan cepat. Ini kan menyangkut nyawa seseorang ketika jalan tersebut tidak bisa diakses, apalagi musim hujan,” tuturnya.
AKMM pun akan melakukan audiensi dengan pihak terkait guna menanyakan anggaran untuk perbaikan jalan tersebut.
“Kita semua ingin beraudiensi dengan para pemangku kepentingan supaya kita tahu juga apa masalahnya jalan 100 meter arah Desa Semayang rusak belum juga diperbaiki,” tegasnya.
Sejatinya, kata dia, Pemkab Kukar dapat memperbaiki jalan yang rusak parah itu. Pasalnya, pada tahun 2023 APBD Kukar mencapai Rp 7,2 triliun.
Jojo juga mengatakan bahwa demi kelancaran ekonomi masyarakat Hulu, pihaknya akan mendorong Pemda Kukar, Pemda Kaltim, hingga pemerintah pusat agar segera memperbaiki jalan tersebut.
“Sudah hampir setengah tahun jalan ini belum dilirik oleh pemerintah,” ungkapnya.
Jualan Para Politisi
Pengamat sosial dan pembangunan dari Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong Zulkifli menanggapi masalah kerusakan jalan penghubung Desa Semayang dan Kenohan yang viral di media sosial beberapa hari terakhir.
Zulkifli menyebutkan bahwa dari dulu jalan tersebut sudah menjadi jualan para politikus, sehingga perbaikannya hanya bersifat jangka pendek.
Kata dia, struktur pengaspalan jalan dari tanah yang diuruk tidak akan bertahan lama. Karena itu, bila Pemda Kukar tidak mengawasinya dengan baik, maka APBD akan habis untuk perbaikan jalan tersebut.
Zulkifli menduga selain kondisi alam, penyebab terjadinya kerusakan jalan tersebut karena kapasitas muatan kendaraan yang melintas tidak pernah diukur.
Pembangunan infrastruktur di daerah Hulu yang minim, sambung dia, akan berpengaruh terhadap penurunan kepercayaan masyarakat kepada Pemda Kukar.
Namun, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unikarta tersebut mengatakan, kritikan dan saran dari masyarakat harus dijadikan masukan yang membangun bagi Pemda Kukar.
“Ini bukan soal orang Hulu diabaikan, cuma ini persoalan peran masyarakat, pebisnis dan Pemda agar sama-sama menjaga aset daerah,” ujar Zulkifli, Selasa (14/3/2023) siang.
Banyak truk besar yang mengangkut sawit dan alat berat yang melebihi kapasitas melintasi jalan umum di Hulu. Zulkifli pun mempertanyakan peran pengawasan dari petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kukar yang ditugaskan di wilayah Hulu.
“Apa fungsinya Dishub? Artinya peran pemerintah untuk mengawasi enggak jalan. Kalau saya jadi bupati, saya pecat petugas Dishub, karena hari ini mereka tidak mampu menjalankan tugasnya,” tegas dia.
Ia juga menduga terdapat oknum yang berbisnis di balik kejadian tersebut. Karena itu, Zulkifli menyarankan Bupati Kukar memberhentikan orang-orang yang ditugaskan di Hulu.
Dia memperhatikan banyak truk pengangkut Crude Palm Oil atau CPO yang melintas di jalan tersebut. Hal ini menandakan Dishub Kota Bangun, Kenohan, dan Kembang Janggut tak membangun kerja sama yang baik.
Dia pun menyarankan Pemda Kukar mempertegas aturan terkait kontribusi perusahaan terhadap jalan tersebut. Pasalnya, kata dia, masih banyak pembiaran terhadap mobil perusahaan yang lewat di jalan umum.
“Pemda harus membuat regulasi karena ini jalan daerah. Ini punya kabupaten. Jadi, harus ada ketegasan di situ,” imbuhnya.
Ia juga menyarankan agar peran pengawal lalu lintas dan Dishub dimaksimalkan. Sebab, bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan ketika masyarakat yang turun untuk menanganinya.
Selain melakukan pengawasan, dia juga menyarankan Dishub Kukar memasang rambu-rambu larangan ataupun rambu yang berhubungan dengan peran mereka, sehingga bila terdapat kendaraan yang melanggar aturan, Dishub bisa segera menindaknya.
“Kalau ada yang berbisnis di situ, pecat mereka kalau tidak becus mengurus. Bupati harus tegas karena sekian tahun duitnya habis di situ,” sarannya.
“Jangan sampai ada perencanaan yang gagal dan juga merencanakan kegagalan. Itu yang terjadi sekarang. Pemerintah harus tegas buat aturannya,” tegas Zulkifli.
Media ini telah berusaha mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Dishub Kukar pada Rabu siang untuk dimintai keterangan terkait kritikan tersebut, namun tak ada satu pun pimpinan dari kedua dinas itu yang bertugas di kantor mereka.
Truk Kelapa Sawit sebagai Biang Kerok
Camat Kenohan H. Kaspul mengakui bahwa salah satu penyebab kerusakan jalan menuju Desa Semayang adalah truk-truk pengangkut kelapa sawit.
Kerusakan jalan tersebut, kata dia, selain karena musim hujan, truk pengangkut kelapa sawit dengan muatan berat menjadi penyebab lain.
Kaspul berharap perusahaan yang melewati jalan tersebut memberikan kontribusi untuk perbaikan jalan menuju Desa Semayang itu.
“Beberapa pihak terkait sudah komitmen. Dalam beberapa hari ini sudah berjalan (pengerjaan),” ujar Kaspul, Rabu (15/3/2023).
Ia melanjutkan, selain perbaikan jalan kabupaten yang rusak parah tersebut, tahun ini akan ada perbaikan tambahan seperti gorong-gorong dan beberapa jalan yang akan diaspal di Kecamatan Kenohan dengan anggaran sekitar Rp 35 miliar.
“Jadi, progres kita dari Kenohan itu tahun ini tidak ada lagi jalan rusaknya,” ucap dia.
Kaspul juga mengatakan bahwa pihaknya beserta dinas terkait akan memasang spanduk pelarangan melintas bagi mobil pengangkut kelapa sawit sebagai biang utama kerusakan jalan tersebut.
“Harapannya ada kontribusi perusahaan untuk iuran karena enggak seberapa biayanya. Jangan tahunya cuma lewat,” pungkasnya.
Setelah mendapat respons serta kritik dari berbagai pihak, kini pemerintah daerah melakukan perbaikan jalan rusak menuju Desa Semayang itu.
Kaspul mengungkapkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan Sekretaris Daerah Kukar Sunggono pada Rabu siang untuk membahas penyelesaian masalah kerusakan jalan tersebut.
Ia mengatakan, pertemuan tersebut melibatkan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, dan Dinas Perkebunan untuk membicarakan perbaikan jalan penghubung antara desa itu. (*)
Tim Redaksi Berita Alternatif