Kukar, beritaalternatif.com – Pada Sabtu (18/9/2021), World Cleanup Day Indonesia (WCDI) Kaltim akan mengadakan acara pilah sampah dari rumah. Acara tersebut akan dibuka secara formal di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar.
Acara yang mengedepankan protokol kesehatan Covid-19 ini akan dimulai dengan pembukaan kegiatan secara formal yang dihadiri Bupati Kukar dan Kepala DLHK Kukar, serta relawan WCDI Kaltim.
“Kemudian nanti ada penyerahan baju yang bertulis Me CD kepada kepala daerah dan Kepala DLHK Kukar,” ungkap Co. Leader WCDI Kaltim, Aspin Anwar, Jumat (17/9/2021).
Ia mengungkapkan, kegiatan besok merupakan acara puncak pilah sampah dari rumah yang melibatkan 13 juta relawan di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami juga besok akan melakukan aksi pungut sampah dari rumah. Zona tengah pusatnya di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tenggarong. Ada tiga titik besok. Dua titik lagi di Kecamatan Anggana dan Sebulu,” beber Aspin.
Aksi ini akan berlangsung selama enam hari: 18-24 September 2021. Ia menyebutkan, aksi pilah sampah di Tenggarong akan melibatkan 111 relawan.
Kegiatan tahunan ini, kata dia, merupakan bentuk kepedulian WCDI terhadap lingkungan. Karena itu, pihaknya mengangkat tema Bersatu untuk Indonesia Bersih.
“Kita sudah tahu bahwa masalah sampah ini merupakan masalah krusial. Apalagi Indonesia menduduki peringkat jumlah sampah terbesar di Asia,” jelasnya.
Sebagai bagian dari Indonesia, Kaltim pun tak terlepas dari masalah sampah. Karena itu, aksi WCDI tersebut dapat mengurangi sampah di Bumi Etam, khususnya di Kukar.
“Ini merupakan sejarah. Banyak relawan yang ikut. Beda dengan tahun sebelumnya. Tahun 2020 relawannya sedikit. Tapi di tahun ini luar biasa antusiasme relawan,” katanya.
Ia menegaskan, aksi ini bukan semata kegiatan tahunan, melainkan bentuk komitmen WCDI dalam menjaga lingkungan yang bersih.
“Di zamannya Pak Kaning sampai Bunda Rita Kukar mendapatkan Piala Adipura. Kita kembalikan lagi Kukar agar mendapatkan penghargaan karena daerah ini bersih dan ramah lingkungan,” sebutnya.
Aspin berharap pemerintah daerah dapat melibatkan WCDI Kaltim dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.
“Kami siap bekerja demi daerah Kutai Kartanegara,” katanya.
Aksi pilah sampah bukan semata memungut sampah dari rumah, tetapi juga mengedepankan nilai edukasi. Apalagi selama ini para ibu rumah tangga kerap mencampur sampah basah, kering, dan residu.
“Seharusnya mereka memisahkannya. Di aksi inilah kita mengedukasi masyarakat bahwa sampah itu ada nilai ekonomisnya, bahkan bisa dijadikan rupiah,” jelasnya. (ln)