BERITAALTERNATIF.COM – Menlu Israel, Eli Cohen, dalam lawatan seharinya ke Paris, pada 19 Juli 2023, meminta bantuan Prancis untuk mencegah terjadinya bentrokan militer dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan Tanah Pendudukan. Permohonan ini disampaikan Cohen saat bertemu Menlu Prancis, Catherine Colonna.
Diberitakan Fars, Jerusalem Post melaporkan bahwa Cohen menyebut Hizbullah sebagai “kelompok teroris” dan mengklaim bahwa “aksi provokatif Hizbullah di perbatasan Lebanon bisa berubah menjadi sebuah konfrontasi militer”.
“Saya meminta dari teman saya Menlu Colonna untuk menggunakan pengaruh Prancis di Lebanon guna membantu penyelesaian ketegangan sesegera mungkin,” kata Cohen.
Lawatan Cohen dan permohonan bantuannya diutarakan di saat Dewan Keamanan PBB pada Kamis berencana mengadakan rapat untuk membahas ketegangan di perbatasan Palestina-Lebanon. Bulan depan Dewan Keamanan juga akan mengadakan pemungutan suara terkait perpanjangan tahunan kehadiran Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Dalam dua bulan terakhir ini, ketegangan di perbatasan selatan Lebanon kian meningkat lantaran pergerakan mencurigakan Israel di sektor utara Ghajar. Pada 6 Juli silam, Hizbullah mengumumkan, “Baru-baru ini pasukan Israel melakukan tindakan berbahaya di sektor utara Ghajar; kawasan yang tanpa perdebatan diakui PBB sebagai bagian dari Lebanon.”
Beberapa waktu lalu, media-media Zionis menyatakan bahwa Hizbullah mendirikan dua kemah di kedalaman 30 meter Tanah Pendudukan, tepatnya di kawasan yang berada di bawah kontrol Israel di ladang Shebaa. Israel menuding bahwa kemah-kemah itu ditempati pasukan khusus Hizbullah, Brigade Ridhwan.
Belakangan, Israel menyebutkan bahwa salah satu kemah telah dibongkar dan hanya tersisa satu kemah lain. Sebaliknya, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Beri membantah pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa kemah-kemah itu didirikan di wilayah Lebanon dan justru pasukan Israel yang harus angkat kaki dari situ.
Dalam pidato terbaru, Sayyid Hasan Nasrallah juga menegaskan bahwa kemah-kemah itu didirikan di tanah Lebanon. Ia menyatakan Hizbullah akan membalas jika kemah-kemah itu diusik. (*)
Sumber: Poros Perlawanan