Search

Lima Alasan Israel “Haram” Berperang dengan Lebanon

Militer Israel. (Antara via Tirto)

BERITAALTERNATIF.COM – Harian Yedioth Ahronoth pada 1 Agustus lalu menyatakan bahwa dalam kondisi saat ini, bukan hal menguntungkan bagi Israel untuk terlibat perang dengan Hizbullah.

Dilansir Fars, analis masalah militer-intelijen dan mantan Jubir Militer Israel, Ron Ben-Yishai, dalam tulisannya menyebut 5 faktor utama yang “mengharamkan” Israel menyulut perang baru melawan Hizbullah.

Pertama, Militer Israel tidak ingin membuang-buang sumber daya dan energinya dalam perang yang tidak berpengaruh dan tak bisa mengubah kondisi saat ini, karena kondisi pasca-perang akan kembali sama seperti sebelum perang dimulai.

Advertisements

Kedua, sulitnya memperoleh legalitas internasional untuk memulai sebuah perang baru dalam situasi saat ini.

Ketiga, sekarang adalah musim liburan di utara (Tanah Pendudukan). Banyak personel Pasukan Cadangan Israel yang tengah menghabiskan liburan di luar Tanah Pendudukan.

Keempat, banyak personel Pasukan Cadangan yang kehilangan kepercayaan kepada kebijakan-kebijakan keamanan Otoritas Politik, yang disebabkan krisis berkelanjutan terkait proyek reformasi yudisial.

Kelima, Kabinet Keamanan saat ini terlalu “kecil” dan tidak memiliki anggota yang punya pengalaman militer-keamanan.

Situs Zionis, Srugim, pada Minggu lalu memublikasikan detail dari dokumen milik salah satu anggota Pasukan Cadangan Israel, yang dalam beberapa bulan terakhir menjalankan tugas di front utara Tanah Pendudukan. Dokumen itu menyebut sejumlah celah di tubuh Israel dalam menghadapi skenario strategis Hizbullah terkait dimulainya sebuah konfrontasi besar-besaran.

Anggota Pasukan Cadangan ini mengklaim bahwa Militer Israel saat ini punya kesiapan memadai untuk menghadapi serangan kecil-kecilan Hizbullah, seperti menyandera atau menyusup dalam kelompok-kelompok kecil.

Namun, ia menambahkan bahwa basis-basis Israel di perbatasan tidak siap untuk menghadapi serangan besar, seperti upaya Pasukan Khusus Hizbullah (Brigade Ridhwan) untuk menduduki permukiman atau salah satu situs militer.

Dia menambahkan bahwa akan terjadi bencana jika skenario ini terwujud. Terutama bahwa situs-situs militer Israel di perbatasan menghadapi kelangkaan logistik dan peralatan serta tidak memiliki program operasional yang bisa dieksekusi sesuai dengan level ancaman.

Selain itu, ketergantungan basis-basis militer Israel kepada perangkat-perangkat teknologi juga merupakan sebuah kelemahan, karena bisa saja perangkat-perangkat ini akan mengalami kendala teknis. (*)

Sumber: Poros Perlawanan

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA