BERITAALTERNATIF.COM – Dilansir islamtimes.org, Kamis (9/11/2023), awal mula penolakan penyair Kanada Rupi Kaur, ketika dia diundang Gedung Putih Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri perayaan DIWALI yang dipandu oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Rabu (8/11) malam, karena pemerintahan Biden terus mendukung entitas apartheid Zionis Israel dan pemboman mereka di Gaza.
“Saya menolak undangan apa pun dari lembaga yang mendukung hukuman kolektif terhadap penduduk sipil yang terjebak—50% di antaranya adalah anak-anak,” tulisnya dalam pernyataan yang diposting di media sosial.
DIWALI ini dikenal sebagai Festival Cahaya, merayakan kemenangan keadilan dan terang atas kegelapan.
Festival ini adalah hari libur terbesar yang dirayakan oleh umat Hindu, Sikh, dan Jain di seluruh dunia dan ditandai dengan lampu, warna, tarian, dan musik.
Kaur memposting surat panjang di X yang berbunyi, “DIWALI adalah perayaan kebenaran atas kepalsuan dan pengetahuan atas ketidaktahuan.”
Selama masa ini, tulis Kaur, dia merenungkan “apa artinya memperjuangkan kebebasan melawan penindasan”.
Kaur mendesak para pengikutnya untuk ikut melawan serangan Gaza yang terus berlanjut.
“Saya mohon komunitas saya di Asia Selatan untuk meminta pertanggungjawaban pemerintahan ini,” tulisnya.
“Kita tidak bisa tinggal diam atau menyetujui hanya untuk mendapatkan kursi di meja perundingan. Hal ini menimbulkan kerugian yang terlalu besar bagi kehidupan manusia.”
“Ketika tindakan pemerintah melakukan dehumanisasi terhadap masyarakat di mana pun di dunia, maka merupakan keharusan moral kita untuk menyerukan keadilan. Jangan takut. Berdiri bersama dunia dan menuntut gencatan senjata kemanusiaan. Banyak suara akan bergabung dengan Anda saat Anda berbicara. Mari kita menandatangani petisi. Hadiri protes. Memboikot. Hubungi perwakilan kami dan katakan – hentikan genosida,” pungkas penyair kelahiran India ini.
Wakil Presiden Harris, yang juga keturunan India, menjadi tuan rumah acara DIWALI Gedung Putih terbesar yang pernah ada di rumahnya tahun lalu, dengan setidaknya 200 tamu termasuk tokoh-tokoh terkemuka dari komunitas Asia Selatan.(it/r/nsa)
Sumber: ISLAMTIMES.ORG