BERITAALTERNATIF.COM – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Pagoda Sata-Sahasra Buddha bisa menjadi destinasi wisata religi dan mercusuar keberagaman.
“Vihara ini luar biasa. Pagoda tertinggi di Indonesia. Saya sudah berkeliling melihatnya. Senang dan takjub pertama masuk di sini. Ke depannya ini akan menjadi destinasi heritage,” ujar Menag Yaqut saat mengunjungi Pagoda Sata-Sahasra Buddha yang terletak di kompleks Vihara Avalokitesvara, Jalan WR Supratman, KM 14, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau pada Minggu (14/1/2024), dilansir laman kemenag.go.id
Menurut Menag Yaqut Pagoda ini bisa menjadi destinasi religi. Umat agama lain bisa datang ke sini. Lanjut dia, agama tidak boleh menjadi penghalang persaudaraan.
Mengutip pesan Ali bin Abi Thalib, Menag mengatakan, “mereka yang bukan saudara dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan”. Oleh karenanya, Menag mengimbau semua umat untuk jangan berpecah belah karena perbedaan-perbedaan yang ada.
“Saya harap, tempat ini menjadi pusat persatuan umat beragama. Mercusuar keberagaman terutama di Kepulauan Riau,” harap Menag.
Menag mengapresiasi keindahan desain dan ornamen Vihara Avalokitesvara. Dinding bangunan ini menggunakan 20.708 keramik motif patung Buddha yang dipesan dan dicetak khusus dari pabrik di China.
Pimpinan Yayasan Maitri Paramitha, Hengky Suryawan menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan rombongan di mengunjungi Pagoda Sata-Sahasra Buddha di Tanjung Pinang.
Ia menjelaskan bahwa Pagoda Sata-Sahasra Buddha mampu menampung sekitar 2.000 pemeluk Buddha untuk kegiatan sembahyang.
Kata Hengky, Pagoda ini juga bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Apalagi, lanjutnya, selama ini kompleks Vihara Avalokitesvara menjadi salah satu tujuan wisata warga lokal di Pulau Bintan.
“Pagoda Sata-Sahasra Buddha terdiri dari sembilan lantai dengan ukuran panjang 52 meter, lebar 32 meter, dan tinggi 46,8 meter. Dinding bangunan menggunakan 20.708 keramik motif patung Buddha yang dipesan dan dicetak khusus dari pabrik di China,” ungkap Hengky yang juga Ketua Permabudhi Kepri. (mae/mk/nsa)