Search

Seorang Pengrajin Songkok Khas Kutai Terus Banjir Pesanan

Songkok khas Kutai motof batik hasil olahan Badaruddin. (Istimewa)

BERITAALTERNATIF.COM – Seorang pengrajin songkok khas Kutai Badaruddin terus mendapatkan banyak pesanan setelah bisa memproduksi secara mandiri.

Dia mengungkapkan, yang paling banyak melakukan pesanan songkok khas Kutai ini ialah para pedagang pasar untuk dijual kembali.

Ia mengatakan, satu orang pedagang dalam sekali pesan bisa mencapai 20 sampai 30 buah songkok.

“Bahkan ada yang sampai 50 biji yang pesan. Karena mau dijual lagi kan, jadi ngalak banyak sida. Mana temurah jua mun ngalak banyak gaktu,” katanya kepada media ini, Sabtu (20/4/2024).

Pria yang karib disapa Badar ini menjelaskan, untuk menyelesaikan 20-30 pesanan songkok atau kopiah khas Kutai ini bisa memakan waktu sampai 3 hari.

Di hari pertama, ia melakukan pembuatan rangka songkok dengan jumlah 20-30 buah ataupun sesuai pesanan.

Hari kedua, dia akan mengerjakan pemotongan kain sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Lalu, pada hari ketiga badar melakukan penyelesaian akhir seperti menjahir dan lain-lain.

Ia menyebut, cara tersebut dilakukan untuk menghemat waktu dan tenaga.

Pasalnya, jika dikerjakan 1 songkok langsung diselesaikan itu dapat memakan waktu paling cepat 1 jam.

“Nah makanya saya buat kerangka dulu langsung banyak habis tu motong kain, baru terakhir finishingnya. Menurutku itu lebih hemat waktu sama tenaga mandik tekuras beneh,” sebut dia.

Untuk melakukan penjualan serta promosi ia menggunakan media sosial Instagram, Whatsapp, Facebook dan Shopee.

Dengan bantuan media sosial tersebut, dia kerap mendapatkan pelanggan hingga di luar pulau Kalimantan.

Seperti beberapa daerah di Jawa, Sumatera, sampai ke wilayah Sulawesi.

“Jadi mereka yang beli ke saya songkok Kutai ni bilang bahwa suka dengan modelnya bagus. Terus ada orang Jawa yang beli dibawanya sampai Mekkah, sampai orang Arab sana makai,” ungkap Badar.

Selain itu, dia juga menerima pesanan kostum sesuai keinginan pelanggan.

Misalnya, diberi tambahan motif batik, diberi logo, dan variasi-variasi lainnya.

“Bubuhan kayak Kerajaan itu biasanya mereka request kostum ada talinya, terus ada yang pakai lambang dari kerajaannya gitu. Kadang sida yang pesan ni bawa sorang kainnya untuk variasi-varianya itu dan temurah harganya kalau kain dari sida,” tutup dia. (adv)

Penulis dan Editor: M. As’ari

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA