Search

Profil Feirman Nur Rahman, Pemuda Pelopor asal Desa Loa Kulu Kota yang Inspiratif

Feirman Nur Rahman Saleh. (Istimewa)

BERITAALTERNATIF.COM – Feirman Nur Rahman Saleh merupakan seorang influencer, aktivis, serta pemuda pelopor asal Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Dia dilahirkan di Desa Loa Kulu Kota, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kukar pada 28 Desember 2001. Ia merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Feirman lahir dari pasangan Haji Saleh dan Hj. Lisna. Dia besar dan tumbuh dari keluarga yang tergolong berkecukupan.

Masa kecilnya diisi dengan runitas seperti anak-anak pada umumnya: bermain, belajar, serta bercengkrama dengan teman-temanya.

Advertisements

Namun, di balik keceriaan dan keberuntungan masa kecilnya, Feirman juga harus mengalami kenyataan pahit yang menguji mentalnya.

Dahulu, dia sempat mengalami tragedi pembulian di sekolahnya. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang hidup di bawah bayang-bayang perundungan. Hal ini dialaminya sejak kecil hingga menginjak usia remaja.

Pengalaman pahit itu memberi kontribusi besar dalam membentuk kepribadian Feirman secara keseluruhan. Hal ini juga menjadi titik tolak yang sangat berpengaruh baginya dalam menentukan langkah, cara pandang, serta penilaian reflektifnya terhadap dunia.

Meski begitu, dia tak mau terpaku serta larut dalam pusaran emosi negatif dan pergolakan batin. Kegetiran pengalaman traumatis itu justru diubahnya menjadi motivasi bagi para para pemuda lain yang mempunyai nasib serupa dengannya.

Spirit ini mengantarkan Feirman untuk bangkit dan menjadikan pengalamannya sebagai pelajaran berharga. Perannya dalam membantu remaja yang mengalami nasib serupa mendapat pengakuan hingga dia dinobatkan sebagai pemerhati remaja dan Duta Genre Kukar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kukar.

Pendidikan, Organisasi, dan Karier

Feirman memulai pendidikan awalnya di TK Tanjung. Kemudian, dia melanjutkan 6 tahun pendidikannya di SDN 005 Loa Kulu.

Sejak kecil, ia sering mengikuti ajang tingkat desa di tempat kelahirannya. Feirman mengikuti berbagai lomba seperti lomba azan serta fashion.

“Saya sudah ditanamkan untuk tampil oleh kedua orang tua saya, yang mana saya ikut serta dalam berbagai macam ajang di tingkat desa,” bebernya.

Dia melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTs Negeri Kecamatan Tenggarong. Di sekolah inilah ia mengembangkan fokusnya pada keterampilan akademik dan kesenian.

Setelah mengenyam pendidikan SMP, Feirman melanjutkan jenjang pendidikannya di Madrasah Aliyah PPKP Ribathul Khail Tenggarong.

Pada masa ini, dia mulai serius menggali potensi diri dengan terlibat aktif dalam dunia kepemimpinan dan organisasi. Ia memasuki berbagai wadah pengembangan diri yang menjadi titik awal persiapannya sebagai pemuda pelopor.

Sejak masih remaja, Feirman bergabung dalam Pusat Konseling Remaja Santri Garuda—sebuah organisasi yang mendukung pengembangan remaja melalui layanan konseling berbasis nilai-nilai kesantrian.

Selain itu, dia aktif dalam Generasi Berencana (Genre)—program yang berfokus pada pembinaan remaja untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga yang berkualitas.

Melalui organisasi-organisasi itu, ia terus berperoses dan memperluas wawasan serta ilmu kepemimpinannya.

Feirman lulus dari MA PPKP Ribathul Khail pada tahun 2020. Dia kemudian melanjutkan jenjang kuliahnya di Universitas Islam Negeri Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Namun, masa kuliahnya di kampus tersebut bertepatan dengan momentum Covid-19. Dia pun terpaksa tidak melanjutkan pendidikan tingginya di UINSI Samarinda.

Setelah kondisi membaik, ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) pada tahun 2021.

Meski dikenal sebagai aktivis pemuda independen, Feirman sejatinya tidak melupakan karier aktivismenya selama berstatus sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Sejak tahun 2021, dia bersama sejumlah rekan sejawatnya mengabdikan diri di BEM Fakultas Hukum Unikarta.

Setelah mengabdi selama satu tahun, ia ditunjuk sebagai bendahara BEM Fakultas Hukum Unikarta atas kebijaksanaannya dalam mengelola keuangan organisasi.

Di luar BEM, ia juga memperluas kariernya sebagai mahasiswa dengan cara melibatkan diri dalam keanggotaan berbagai organisasi eksternal, yang meliputi Himpunan Mahasiswa Islam dan Generasi Baru Indonesia (Genbi). Di Genbi Komisariat Unikarta, Feirman begitu dikenal dan berpengaruh.

Ketulusan kedua orang tua dalam mendukungnya menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas di benaknya, khususnya dorongan positif dalam mengekspor bakat serta gairahnya selama ini.

Dia yang sedari kecil telah didorong kedua orang tuanya untuk tampil di hadapan publik membuatnya sering mendapat sorotan khalayak dari panggung ke panggung. Hal ini secara perlahan mendidiknya menjadi pribadi yang berani dan berjiwa kompetitif, terutama dalam menghadapi kontestasi yang sarat persaingan.

Dorongan itu pun memberikan pengaruh yang signifikan baginya karena membawa perubahan besar dalam hidup serta nasibnya di masa depan.

Hal ini menjadi batu loncatan penting dalam pengembangan kariernya, terutama ketika Feirman direkomendasikan sebagai kandidat ketua umum Genbi Komisariat Unikarta.

Ikhtiar dalam mencapai posisi ketua umum Genbi Komisariat Unikarta bisa dibilang tidak mudah, sebab proses penjaringan untuk menggapai posisi itu tergolong sangat ketat dan berbobot. Ia mesti berjibaku dan berdebat dengan calon-calon lain yang juga tak kalah unggul dari sisi kualitas.

Sejak namanya diajukan sebagai calon, ia sama sekali belum menyiapkan bahan maupun draf rancangan program kerja. Feirman adalah satu-satunya kandidat yang melangkah dengan tangan kosong, sementara calon lain telah membawa draf program kerja yang tersusun rapi.

Meski demikian, dengan dorongan dari berbagai pihak disertai kehendak kuat untuk mencari tantangan baru, Feirman tetap memberanikan diri untuk melangkah maju. Rasa optimis justru mengitari suasana hatinya saat mengikuti pencalonan tersebut.

Walau situasi pencalonannya dinilai sangat mendadak, tekadnya tetap lurus. Dia tak ingin mengecewakan para pihak yang begitu tulus mengusungnya. Dalam hati, ia selalu yakin karena berbekal pengalaman serta kehendak Yang Maha Kuasa. Hal ini membuat setiap langkah yang diusahakannya berjalan lancar sesuai yang direncanakannya.

Singkatnya, setelah melalui rangkaian perdebatan panjang dan diskusi yang melelahkan, semua usaha yang dijalankannya dalam mekanisme pemilihan ketua umum Genbi Komisariat Unikarta periode 2023-2024 akhirnya membuahkan hasil. Keringat yang dicucurnya pun terbalas dengan pengukuhannya sebagai ketua umum Komisariat Genbi Unikarta.

Bekal berharga berupa ilmu yang didapatkannya dari pengalaman memimpin berbagai lembaga sebelumnya seolah-olah ditumpahkan sepenuhnya hingga berhasil memikat para juri dan 50 anggota Genbi menyimak gagasannya.

Terpilihnya Feirman sebagai Ketua Genbi Komisariat Unikarta bisa dianggap sebagai pencapaian gemilang jika didasarkan pada proses serta tantangan yang dihadapinya.

Sejak dikukuhkan sebagai ketua umum di organisasi tersebut, kiprahnya di Genbi pun kian meluas dan berkembang hingga mengantarkannya ke posisi-posisi strategis di internal organisasi.

Peran Feirman selama menakhodai Genbi juga sering menuai sorotan positif. Berkat tangan dinginnya, Komisariat Genbi Unikarta berhasil merealisasikan sekitar 30% dari target 100 program kerja yang mesti dijalankan Genbi se-Kaltim.

Tak hanya terkenal sebagai orkestrator Genbi sebelumnya, dia sempat mencicipi rasanya posisi ketua umum Genre Kukar periode 2021-2023. Sementara di kepengurusan provinsi, ia ditempatkan di bidang publikasi.

Gagasan Feirman

Kiprahnya sebagai pelopor juga tak berhenti pada kepentingan kawula muda saja. Gagasan yang disampaikannya sering kali menyentuh isu yang lebih luas.

Ada kalanya ia menekankan kepada pemuda lokal untuk memandang ke arah progresif serta ikut berperan. Aspirasinya sering berorientasi pada pembangunan maupun keberlanjutan di masa depan.

Feirman menyoroti serta mengungkap kekhawatirannya atas keberlangsungan budaya lokal, yang diibaratkan bagai akar tua yang tercabut dari tanahnya. Dia menginginkan unsur-unsur berbau  lokal bisa terus lestari.

Sebagai pemuda berkesadaran, ia hendak terus menghidupkan akar budaya lokal sebagai identitas daerah agar tidak terpinggirkan.

Sebagai pemerhati fashion, Feirman menyeru kepada para pemuda mengenakan pakaian tradisional khas Borneo sebagai upaya konkret agar budaya lokal tidak punah termakan waktu.

Meski begitu, dia menjelaskan, dalam rangka mengarahkan fashion sebagai strategi dalam mempertahankan identitas lokal, pakaian tradisional tidak hanya dikenakan semata, namun perlu dibarengi dengan wawasan dan pemahaman.

Setiap helai pakaian harus dipandang dan disikapi secara edukatif sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan identitas bangsa yang kaya sejarah serta nilai-nilai filosofis.

Dengan mengenakan kain tradisional, ia berharap ilmu pengetahuan serta makna atas pakaian yang dikenakan dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang, khususnya mengenal lebih dekat kultur yang direpresentasikan dalam kain tersebut.

“Tidak hanya sekadar pake namun tidak mengetahui arti dan makna di dalamnya. Tidak hanya sekadar fashion saja karena bagi saya apa pun yang kita kenakan saat ini, itu adalah sebuah identitas,” jelasnya.

Feirman juga dikenal dengan kemampuan public speaking luar biasa. Hal ini merupakan fakta yang tak terbantahkan karena jam terbangnya yang tinggi dalam menggapai cita-citanya sebagai inspirator para pemuda daerah.

Selain fokus pada busana, dia dikenal karena sosoknya yang sangat mengutamakan pembentukan personal branding bagi para pemuda.

Ia pun berbagi kiat untuk membangun personal branding yang kokoh, khususnya untuk para pemuda Kukar.

Diperlukan langkah nyata dan perjuangan yang tidak singkat untuk membangun hal tersebut. Salah satu caranya adalah aktif di organisasi, yang berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan diri dan memperkenalkan potensi diri kepada orang lain.

Seperti sebuah jembatan, organisasi menjadi penghubung antara kemampuan pribadi dan kesempatan yang lebih luas.

Dalam hal membangun personal branding, Radhika Darmawan adalah sumber inspirasinya.

Kata dia, personal branding sangat diperlukan bagi pemuda-pemuda Kukar. “Bagaimana orang mengetahui kita ketika kita tidak berupaya memperkenalkan diri?” katanya.

Kisah dan perjuangannya menyiratkan makna yang begitu dalam. Hidupnya yang sempat tertatih akibat perundungan menciptakan seorang Feirman yang pantang menyerah terhadap keadaaan.

Kisah pahitnya bertansformasi menjadi sumber kekuatan baru baginya. Dia merupakan salah satu dari segelintir pemuda yang sukses mengelola pengalaman buruk menjadi serbuk energi moral yang baik dalam membentuk kepribadiannya—suntikan positif yang memunculkan rasa empati terhadap orang lain.

Ia paham betul cara mengatur kewajibannya. Meski disibukkan dengan serangkaian kegiatan organisasi, Feirman juga tidak melupakan kewajibannya. Dia tak melupakan baktinya kepada kedua orang tuanya sebagai tujuan dan tempat pulangnya.

Ridho dan doa tulus yang diberikan kedua orang tuanya menjadi dorongan kuat yang semakin memuluskan langkah Feirman untuk meraih berbagai prestasi serta penghormatan dari banyak orang, termasuk dari pemerintah daerah.

Dia menegaskan bahwa setiap orang memiliki nilai diri dan keistimewaan yang patut dihargai dan dihormati, khususnya oleh orang-orang di sekitarnya.

“Kita lahir bukan untuk dijatuhkan dan dipijak. Saya ingin menginspirasi orang sekitar bahwasanya anak korban bully hidupnya tidak sekadar murung saja. Kita bisa berkarya; bisa membuktikan bahwa kita sama seperti orang-orang pada umumnya,” pungkas Feirman. (*)

Penulis: Ulwan Murtadho

Editor: Ufqil Mubin

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA