BERITAALTERNATIF.COM – Pada Sabtu (22/2/2024) sore, massa yang terdiri dari berbagai organisasi kemasyarakatan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyampaikan sejumlah tuntutan dalam Aksi Solidaritas Palestina yang diselenggarakan di depan Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Samarinda.
Aksi yang dipelopori oleh ABI Kaltim ini dipicu oleh pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin merelokasi penduduk Gaza ke sejumlah negara yang berpenduduk mayoritas Muslim.
“Kemarin ada usulan untuk direlokasi ke Indonesia. Terus juga beberapa negara Arab dan ini secara tidak langsung bahasa halus dari pengusiran karena warga Gaza sendiri menolak untuk direlokasi,” ucap Koordinator Aksi Solidaritas Palestina Muhammad Hussain Siddiq kepada awak media Berita Alternatif.
Pernyataan tersebut membuat publik dunia geram, terutama para pihak yang sejak lama menginginkan dan mendorong Palestina sebagai negara yang berdaulat.
Dia menyampaikan garis besar tuntutan yang ditujukan kepada Pemerintah Indonesia dan komunitas internasioal. Tuntutan-tuntutan tersebut bertujuan untuk membebaskan tanah Palestina dari cengkeraman Zionis Israel.
Pertama, pihaknya mengutuk keras penjajahan Zionis Israel. Mereka berkomitmen untuk menolak segala bentuk kolonialisme, politik aperthaid, dan pembersihan etnis yang dilakukan kepada bangsa mana pun, termasuk bangsa Palestina.
Kedua, ia mendesak negara-negara di dunia agar tidak diam terhadap kejahatan kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina.
Ketiga, pihaknya menolak pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah mereka serta menuntut pembasmian segala bentuk pemukiman ilegal Israel yang masih berdiri di jantung kota dan seluruh wilayah Palestina.
Keempat, aksi solidaritas lintas bangsa dan agama ini dengan tegas menyerukan penolakan atas rencana pengusiran massal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil Palestina, terutama warga yang bermukim di wilayah Gaza, Tepi Barat, dan Yarusalem Timur.
Kelima, seluruh elemen aktivis dalam aksi tersebut mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap tegas dengan memutus segala bentuk hubungan diplomatik maupun perdagangan dengan Zionis ataupun pihak-pihak yang mendukungnya.
Ia berharap pemerintah menerapkan kebijakan boikot dengan cara menghentikan impor produk dari negara-negara yang berafiliasi dengan Israel.
Keenam, pihaknya menuntut Mahkamah Pidana Internasional atau ICC mengadili para pemimpin Israel atas kejahatan perang dan aksi genosida yang mereka lakukan di Gaza.
Ketujuh, ia mendorong seluruh masyarakat Kaltim lebih aktif dalam kampanye boikot, divestasi dan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang turut mendukung agenda tak bermoral Zionis sekaligus ikut serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya tak membeli produk yang mendukung aktivitas Zionis.
Menurutnya, aksi kali ini merupakan upaya untuk menghidupkan solidaritas global. Aksi yang bersifat lokal merupakan langkah awal dalam aksi solidaritas yang dimotori Hussain bersama rekan-rekannya sesama aktivis kemanusiaan.
Dia berharap bisa mendapatkan respons positif dari masyarakat di berbagai tempat. Ia juga menginginkan semakin banyak warga yang tergerak hatinya agar ikut bersama mereka dalam aksi solidaritas untuk kemerdekaan Palestina.
“Dengan aksi nyata dan kesadaran kolektif, kita bisa berkontribusi dalam perjuangan melawan kezaliman dan ketidakadilan,” tutupnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin