Search
Search
Close this search box.

Perspektif Umat Islam terhadap Gerakan Dakwah Muhammadiyah

Listen to this article

Oleh: Muhammad Ridwan*

Catatan sejarah berdirinya Muhammadiyah menjadi tolak ukur berkembangnya konsepsi pemahaman beragama. Muhammadiyah didirikan oleh salah satu tokoh muslim yang bernama K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada 18 November 1912 (8 Zulhijah 1330 H).

Alasan mendasar berdirinya organisasi Islam ini sesuai maksud dan tujuan Muhammadiyah, yakni menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sementara itu, Muhammadiyah bertujuan untuk mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Advertisements

Bagi masyarakat awam, mereka acap kali menganggap ajaran Muhammadiyah adalah ajaran yang menyimpang dari Islam dan budaya, bahkan ada yang beranggapan bahwa Muhammadiyah merupakan aliran.

Prasangka semacam inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi kader-kader Muhammadiyah. Para kader harus mampu mendakwakan kembali ajaran Muhammadiyah mulai dari aspek sosial, keagamaan, politik, pendidikan, dan aspek lainnya.

Dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Gerakan dakwah Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupan.

Muhammadiyah hadir sebagai jembatan masa depan umat ini, terbukti dengan adanya berbagai amal usahanya, di antaranya pendidikan yang mencakup PAUD, TK, SD, SMP, SMK, SMA, panti asuhan, hingga perguruan tinggi. Sedangkan di bidang kesehatan ada rumah sakit, klinik, dan lainnya.

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam) yang bersumber dari Alquran dan as-Sunnah as-Sohihah.

Q.S. Ali Imran: 104 berbunyi, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Dalam situs resmi Muhammadiyah, penulis mengutip pandangan dan tafsir para tokoh Muhammadiyah tentang ayat tersebut di atas. Ayat itu mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. (*Sekretaris Komisi Hukum dan HAM PDPM Kukar)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA