beritaalternatif.com – Program budi daya jagung hibrida R7 dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) membawa berkah tersendiri bagi para petani di Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu.
Dalam panen perdana pada 19 Maret lalu, Ketua Kelompok Tani RT 16 Desa Giri Agung, Gunar mengaku mendapatkan keuntungan berlipat dibandingkan jagung dengan varietas lain.
“Kalau dibandingkan dengan tanam jagung biasa yang sebelumnya kita tanam itu bahkan hasilnya bisa lebih tiga kali lipat,” ucapnya kepada beritaalternatif.com baru-baru ini.
Kata dia, hasil yang didapatkan dari panen jagung hibrida sangat menjanjikan dan memuaskan para petani Giri Agung.
Apalagi petani mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan jarak tanam 20 centimeter (cm) dan lebar antara 70-80 cm.
“Pengalaman kami hasilnya 5 sampai 6 ton per hektar,” sebutnya.
Dalam 1 hektar lahan membutuhkan bibit 15-16 kilogram (kg). Jika bentuk tanah terlalu miring, maka hasil panen yang didapatkan paling sedikit 4 ton.
“Itu sudah dengan SOP yang ada,” jelasnya.
Gunar menjelaskan, kendala utama yang dihadapi petani dalam budi daya jagung hibrida adalah pada saat pembukaan lahannya. Pasalnya, pembukaan lahan tak menggunakan alat berat. Para petani membuka lahan dengan cara tradisional.
“Untuk menyikapi itu kami memang membuka lahan secara manual demi sedikit demi sedikit. Kita enggak bisa buka lahan terlalu luas. Kalau sudah dibuka 1 hektar sampai 2 hektar, baru kita bakar,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, Giri Agung mempunyai lahan cukup luas yang belum dimanfaatkan oleh para petani.
Bila para petani jagung hendak membuka lahan dalam skala besar, maka secara otomatis dibutuhkan bantuan alat berat.
“Bahkan bisa ratusan sampai ribuan hektar tanah tidur di sini. Ini sangat menjanjikan untuk budi daya jagung di Kukar. Hasil panen yang kita dapatkan juga bisa maksimal,” terangnya. (*)
Penulis: M. As’ari
Editor: Ufqil Mubin
