BERITAALTERNATIF.COM – Founder Foodinesia Group Adi Darmawan kerap melakukan riset di kalangan konsumen untuk mengembangkan bisnisnya.
Pada tahun 2020, di tengah berbagai permasalahan akibat penurunan anggaran daerah yang dialihkan untuk penanganan Covid-19, Adi memikirkan produk tepat yang bisa dibeli oleh konsumen namun dengan harga murah.
Ide tersebut muncul dalam benaknya saat melihat daya beli masyarakat yang turun drastis saat pandemi Covid-19.
Berdasarkan riset tersebut, masyarakat Indonesia, bahkan dunia, kerap mengonsumsi air mineral, teh, jus, susu, dan kopi.
Ia menetapkan dua pilihan: teh atau kopi. Adi melihat kopi sudah banyak dijual seiring bermunculan kedai dan produk kopi di tengah masyarakat.
Dia pun memilih kopi sebagai produk yang akan dikembangkan dan dijualnya. “Sementara waktu itu lagi hype-nya kopi,” jelasnya.
Setelah tiga bulan melakukan riset serta menetapkan produk yang akan dijualnya, ia memberi nama produknya dengan nama sederhana namun mudah diingat konsumen: Selalu Teh.
Nama serta produk ini disebutnya memiliki pasar yang cukup luas. Harganya pun dapat disesuaikan dengan kondisi perekonomian di masyarakat.
Pada 7 Januari 2021, Adi meluncurkan outlet pertama yang berlokasi di Jalan Danau Murung, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong.
Usaha ini dibangunnya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap timnya. Hal ini merupakan respons atas penurunan pendapatan dari usahanya sebelum membangun Selalu Teh.
Ia bisa saja mengurangi karyawan di usahanya, namun cara itu dinilainya kurang tepat, karena Adi merasa abai terhadap tanggung jawabnya.
“Kita membangun tim itu tidak gampang, apalagi untuk menemukan orang-orang yang satu frekuensi; yang satu visi dengan kita,” katanya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Alternatif Talks pada Senin (12/8/2024).
Selalu Teh dibangun menggunakan ide dasar minuman murah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Dari pengalamannya membangun Selalu Teh, ia menyarankan para pelaku usaha di Indonesia untuk terlebih dahulu memperhatikan pasar sebelum menetapkan produk yang akan dikembangkan dan dijual di masyarakat.
“Ketika sudah mampu membaca market, maka produk yang dijual otomatis akan sesuai dengan kebutuhan,” sebutnya. (*)
Penulis: Hanna
Editor: Ufqil Mubin