Kukar, beritaalternatif.com – Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Kalimantan Timur (AGSI Kaltim) bekerja sama dengan Yayasan Gerakan Literasi Kutai (GLK) akan mengadakan Webinar Sejarah Nasional pada Sabtu (31/7/2021) pukul 09.00-12.00 WIB.
Webinar yang menggunakan perangkat lunak telekonferensi video eksklusif Zoom Meeting ini mengangkat tema Meninjau Kembali Sejarah Kerajaan (Kutai) Martapura: Monarki Pertama, Tertua, Terlama di Nusantara.
Acara yang dipandu Nabila Nandini ini menghadirkan dua orang narasumber: Pengajar Tetap Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Ita Syamtasiyah Ahyat, serta Alumnus Sertifikasi Kompetensi Penulis Sejarah Kemdikbud, Muhammad Sarip.
Webinar ini akan membahas dan membedah sekaligus meluncurkan buku yang berjudul Kerajaan Martapura dalam Literasi Sejarah Kutai 400-1635. Buku ini menyingkap kedudukan dan substansi manuskrip beraksara Arab Melayu Surat Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara sebagai sumber historiografi kedua setelah prasasti yupa. Diuraikan pula sejumlah info keliru yang telanjur populer mengenai kerajaan pelopor aksara pertama di Nusantara ini.
Kalimantan Timur sebagai lokasi baru pemindahan ibu kota negara RI patut dikenali sejarahnya oleh publik. Satu di antara sejarah itu adalah tonggak temuan jejak aksara di Muara Kaman sekitar 16 abad silam.
Diketahui, awal abad ke-5 Masehi, di daratan timur Kalimantan sejarah monumental tercipta. Peradaban literasi Nusantara dimulai dari lokasi yang bernama Muara Kaman. Tujuh batu bertulis prasasti yupa menyiarkan eksistensi kerajaan dinasti Aswawarman putra Kundungga.
Pengungkapan riwayat kerajaan tertua di Indonesia ini terkait dengan literasi sejarah Kutai. Tapi, nama sebenarnya dari imperium yang berjaya pada masa Maharaja Mulawarman justru bukan Kutai, melainkan Martapura. Sejatinya, nama Kutai adalah milik kerajaan yang berdiri di Jaitan Layar (Kutai Lama) pada akhir abad ke-13 Masehi. (ln)