BERITAALTERNATIF.COM – Kutai Timur (Kutim) merupakan kabupaten yang memiliki perkebunan kelapa sawit lebih dari 800 ribu hektar.
Hal ini menjadikan Kutim sebagai daerah dengan area perkebunan sawit terbesar di Kalimantan Timur.
Namun keberadaan perkebunan tersebut dirasa belum sempurna jika Kutim tidak memiliki pabrik industri produk hilirisasi dari olahan sawit.
Anggota DPRD Kabupaten Kutim Aidil Fitri sangat mendukung upaya pemerintah membangun industri hilirisasi produk turunan dari minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO).
Aidil menjelaskan bahwa hilirisasi industri sawit merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan nilai tambah produk sawit lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Saya mendukung hilirisasi turunan seperti minyak goreng CPO dan PKO, dan semoga ada hilirisasi pabrik minyak goreng yang dilakukan di Kutim,” ungkapnya di ruang kerjanya sebagaimana dilansir dari Suara Kutim pada Senin (26/8/2024).
Dia menegaskan bahwa pengembangan industri hilir di sektor sawit, yang tidak hanya terbatas pada minyak goreng, tetapi juga produk-produk turunan seperti mentega, sabun, dan berbagai bahan olahan lain yang berbasis sawit.
Selama ini, Kutim dikenal sebagai salah satu penghasil CPO dan PKO terbesar di Kalimantan Timur.
Dengan produksi sawit yang melimpah, Kutim memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hilir yang dapat mengolah hasil kebun sawit menjadi produk-produk bernilai tambah.
Namun, kenyataannya saat ini sebagian besar produk turunan sawit seperti minyak goreng masih didatangkan dari luar daerah.
Hal ini dinilai tidak seimbang mengingat Kutim memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam bentuk CPO, PKO, dan bungkil sawit.
Aidil berharap keberadaan pabrik-pabrik hilirisasi di Kutim dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk olahan sawit.
“Semoga Kutim dapat memiliki hilirisasi industri sawit seperti minyak goreng, mentega, sabun, dan lain-lain,” harapnya.
Menurut dia, pengembangan industri hilir di sektor sawit tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat. (adv)
Editor: Ufqil Mubin