BERITAALTERNATIF.COM – Cuaca yang tak menentu di sejumlah daerah di Indonesia beberapa bulan terakhir membuat harga-harga bahan pokok tak stabil di Kota Tenggarong.
Jiming, pedagang di Tenggarong yang berusia 50 tahun, merasakan akibat dari ketidakstabilan harga-harga bahan pokok tersebut.
Ia mengungkapkan, saat ini pedagang-pedagang di Pasar Tangga Arung menjual cabai Rp 50 ribu per kilogram.
Sebelumnya, harga cabai kadang bergerak meningkat. Di waktu-waktu tertentu, harganya turun secara drastis.
Pada Juli 2023, ia menjual cabai Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram.
“Di bulan Agustus ini naik jadi Rp 50 ribu sekilo,” ungkap dia saat ditemui awak beritaalternatif.com di Pasar Tangga Arung pada Kamis (3/8/2023)
Pedagang yang telah berjualan selama 17 tahun di Tenggarong tersebut mengaku pernah memesan bawang merah dari distributor dengan harga Rp 28 ribu per kilogram. “Tapi tiba-tiba harganya anjlok,” ucapnya.
Kala itu, Jiming menjual bawang merah tersebut dengan harga Rp 18 ribu per kilogram. Dengan begitu, ia mengalami kerugian Rp 10 ribu dalam setiap kilogram bawang merah yang dijualnya.
“Waktu itu kerugian yang saya alami sangat besar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penurunan harga bawang merah secara drastis terjadi karena para petani dari Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Surabaya Jawa Timur melakukan panen raya secara bersamaan.
“Memang kalau musim kemarau ini harga bawang merah murah karena petani panen terus,” katanya.
Berbeda dengan dua komoditas utama tersebut, menurut Jiming, harga tomat tergolong stabil dalam beberapa pekan terakhir. Saat ini, ia menjual tomat Rp 10 ribu per kilogram.
Begitu juga dengan beras. Harganya tergolong stabil dalam beberapa bulan terakhir. Jiming mengaku menjual beras berkualitas standar Rp 13 ribu per kilogram.
Sementara beras dengan kualitas super dijualnya Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram.
“Saya membeli cabai, tomat, bawang, dan beras ini dari distributor di Sulawesi,” tutupnya. (ihm/fb)
