BERITAALTERNATIF.COM – Pemerintah Republik Islam Iran menyebut 3 mini-drone yang diterbangkan di langit Isfahan telah ditembak oleh sistem pertahanan negara tersebut. Fenomena itu memunculkan spekulasi bahwa Israel telah menyerang Iran.
Pengamat Timur Tengah Dina Y. Sulaeman menyebut sejumlah mini drone tersebut mungkin saja dikirim oleh kelompok-kelompok teror di dalam negeri Iran.
“Kelompok-kelompok itu dipelihara oleh Mossad. Jadi, ini seperti perang proksi. Israel membiayai kelompok yang ada di dalam Iran,” jelasnya sebagaimana dikutip media ini dari kanal YouTube Metro TV pada Sabtu (20/4/2024).
Dia menegaskan bahwa keberadaan 3 mini-drone itu sengaja diberitakan secara masif oleh media-media internasional sebagai serangan Israel terhadap Iran.
“Jadi, ini perang psikologi. Sebenarnya serangan kecil di dalam negeri, kemudian diberitakan secara besar-besaran,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Israel dan para pendukungnya menginginkan dunia memberikan penilaian bahwa Zionis telah membalas serangan dari negeri para mullah itu.
“Tapi, di pihak Iran sendiri resmi menyatakan tidak ada serangan dari luar. Pihak Israel juga tidak ada pernyataan secara resmi bahwa mereka sudah menyerang Iran,” tegasnya.
Dina mengungkapkan, Iran mempunyai pusat pengembangan nuklir di Isfahan. Hal ini mendorong para penyerang berusaha menghancurkannya.
Isfahan juga disebutnya sebagai daerah di Iran yang memiliki penduduk yang sangat beragam. Di daerah tersebut terdapat komunitas Kristen, Yahudi, dan Islam.
“Daerah ini jauh sekali dari pertentangan agama atau antar mazhab. Saya juga pernah ke sana. Ini sebenarnya kota turis,” bebernya.
Dia menyebut apabila serangan diarahkan ke Isfahan, maka hal itu akan memiliki dampak buruk bagi Iran secara keseluruhan. “Karena ini kota yang sangat penting,” katanya.
Meski begitu, ia memastikan, Pemerintah Republik Islam Iran telah memastikan tak ada serangan di kota tersebut. Selain itu, tidak ada satu pun video yang menunjukkan serangan terhadap Iran.
Media-media internasional, sambung Dina, menjadikan video dan foto beberapa tahun lalu untuk menunjukkan bahwa Israel telah menyerang Iran.
Di tengah kondisi demikian, dia mengungkapkan, beberapa hari lalu Iran telah mengaktifkan sistem pertahanan udara. Di setiap perbatasan pun militer Iran sudah bersedia menghalau serangan dari negara lain.
“Karena kemungkinan serangan itu bukan dari wilayah Israel, tapi di negara sekutu Israel yang ada di sekitar perbatasan,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Republik Islam Iran sudah berkali-kali menegaskan apabila Israel melakukan serangan maka pihaknya akan membalasnya berkali lipat dibandingkan serangan sebelumnya.
“Ini yang mengkhawatirkan kita semua, sehingga bolanya, kalau menurut saya, ada di tangan Israel,” ucapnya.
Serangan Israel ke Iran, sambung Dina, akan melewati negara-negara lain yang menghubungkan dua negara tersebut.
“Kalau Israel menyerang, itu akan betul-betul menyeret negara-negara di kawasan ke dalam perang regional,” katanya.
Dia mencontohkan kasus tersebut saat Iran menyerang Israel. Zionis melibatkan negara-negara sekutunya untuk menangkal serangan Iran.
“Ada bantuan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jordan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) memiliki banyak pangkalan militer di Timur Tengah, seperti di Qatar, Bahrain, Turki, dan Irak.
“Mereka semua akan terseret juga dalam peperangan ini, sehingga banyak pihak yang meminta Israel agar tidak melakukan eskalasi,” sebutnya.
AS sebagai sekutu utama Israel, lanjut Dina, tak mendukung negara tersebut melakukan serangan terhadap Iran.
“Sejak November itu Pemerintah Amerika Serikat sudah berkali-kali bilang ‘kami tidak ingin ada front perang baru.’ Karena memang berat sekali bagi Amerika Serikat kalau harus mendanai perang baru,” bebernya.
Dia menjelaskan, Israel mengakui mendapatkan dukungan pendanaan dari AS untuk membiayai perang di Timur Tengah, baik terhadap Palestina, Hizbullah, maupun negara-negara di kawasan.
AS terus memberikan senjata, dana dalam bentuk hibah secara berkelanjutan, serta dukungan diplomatik terhadap Israel.
“Kita lihat juga berkali-kali Amerika Serikat memveto suara di Dewan Keamanan PBB,” jelasnya. (*)
Penulis & Editor: Ufqil Mubin