Search
Search
Close this search box.

AS akan Diusir dengan Hina dari Irak dan Suriah

Listen to this article

Damaskus, beritaalternatif.com – Analis terkemuka Arab, Abdel Bari Atwan, dalam tulisannya memaparkan analisisnya terkait meningkatnya serangan ke basis-basis AS di Irak dan Suriah.

Ia menyebutkan, serangan ke pangkalan AS di ladang minyak Deir Ezzor dengan roket dan drone, yang dilakukan dengan selisih waktu hanya 12 jam dan berbarengan dengan serangan luas ke pangkalan militer AS di Ayn al-Asad di barat Irak, adalah sesuatu yang perlu diperhatikan dunia.

Atwan mengatakan, serangan-serangan ini kian masif dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini dilancarkan demi memaksa AS menutup pangkalan-pangkalan itu dan menarik semua pasukannya dari Irak dan Suriah. “Seperti yang terjadi di Afghanistan beberapa hari lalu,” tulisnya di Rai al-Youm, seperti dikutip al-Alam

Advertisements

Kata dia, Presiden Suriah Bashar Assad dalam wawancara dengan media Rusia sekitar 1,5 tahun lalu pernah menanggapi penjarahan yang dilakukan tentara AS di ladang minyak dan gas di timur Deir Ezzor. Menurut Assad, AS adalah negara adidaya. Saat itu pasukan Suriah tak punya kemampuan untuk berperang melawannya. Terlebih Damaskus kala itu tengah sibuk memerangi para teroris dan merebut wilayahnya dari cengkeraman mereka.

Namun saat itu, Assad berkata, ini tidak berarti bahwa kelompok-kelompok perlawanan tidak akan dibentuk untuk melaksanakan misi pengusiran pasukan AS.

Atwan berpendapat, meningkatnya serangan-serangan ke basis-basis AS di ladang minyak al-Omar sama saja dengan dimulainya perang gerilya faksi-faksi Suriah, yang terdiri dari suku-suku Arab di Kawasan.

Redaktur Rai al-Youm ini melanjutkan, “Faksi-faksi Poros Perlawanan Suriah dan Irak secara bersama-sama akan memaksa AS untuk minggat secara hina dari negara mereka dalam bulan-bulan mendatang.”

Atwan menunjukkan beberapa bukti yang memperlihatkan bahwa serangan-serangan mendatang akan mendatangkan kerugian atas tentara AS yang mirip dengan tahun 2009 dan 2010, yaitu saat perlawanan terhadap tentara AS, yang dipimpin Jenderal David Petraeus, tengah dalam puncaknya.

Kata dia, AS pasti akan meninggalkan SDF dan pasukan separatis Kurdi, sebagaimana ia meninggalkan Pemerintah Afghanistan. Musibah bagi Kurdi adalah mereka tidak mengambil pelajaran dari sejarah. Mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu ketika berkali-kali ditinggalkan sendirian oleh AS. Amerika kerap memanfaatkan Kurdi untuk memeras Irak, Suriah, dan Iran, kemudian meninggalkan mereka begitu saja.

AS sudah gagal di Irak, Suriah, dan seluruh Timteng. Washington menderita kerugian 6 triliun dolar dan kehilangan serdadunya di Irak. AS juga akan menanggung kekalahan di Suriah dan pasukannya akan bernasib sengsara. “Minyak dan gas Suriah juga akan kembali kepada Pemerintah dan rakyatnya,” pungkas Atwan. (ln)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA