Search

AS Bongkar Klaim Palsu Rezim Zionis soal Normalisasi Hubungan Israel-Saudi

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. (CNN Indonesia)

BERITAALTERNATIF.COM – Rezim Zionis secara tidak kenal lelah berusaha mengelabui dunia dengan klaim-klaim soal kemampuannya di segala bidang.

Namun Rezim ini lupa bahwa seperti yang dikatakan pepatah Arab, “Tali dusta itu pendek”. Hal ini menjadi lebih penting ketika pembongkar dusta itu tidak lain adalah sekutu utama Israel, yaitu Amerika Serikat (AS).

“Washington menuduh Israel berbohong dan mengumumkan bahwa media-media Ibrani memublikasikan laporan-laporan keliru soal normalisasi Tel Aviv-Riyadh,” tulis Rai al-Youm sebagaimana diberitakan Fars.

Advertisements

Sehubungan dengan ini, Staf Menlu AS, Barbara Leaf mengatakan, setelah tersiarnya laporan terkait detail perundingan Israel-Saudi yang dipimpin AS, media-media Ibrani terlalu melebih-lebihkan masalah ini.

Leaf secara terbuka mengkritik laporan keliru di media-media Israel terkait upaya Washington untuk memediasi kesepakatan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Pernyataan Leaf ini disampaikan setelah terbetiknya laporan-laporan soal kemajuan dalam perundingan dan syarat-syarat yang diajukan Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

“Ada banyak laporan dan spekulasi keliru serta dibesar-besarkan di media, terutama media-media Israel,” kata Leaf di hadapan Komite Cabang Hubungan Luar Negeri dengan Timteng, Utara Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tengah di DPR AS.

Kata dia, kesepakatan Israel-Saudi masih merupakan tujuan final Pemerintahan Biden. Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman, juga menegaskan bahwa ini adalah masalah yang diinginkannya dan langkah yang akan diambilnya.

“Washington meyakini bahwa sebelum hubungan dinormalisasi secara resmi, Tel Aviv dan Riyadh bisa mencapai kesepakatan sementara,” jelasnya.

Leaf lalu menyinggung keputusan Saudi dan Oman untuk membuka zona udara mereka bagi Israel. Ia mengatakan bahwa ini adalah bagian dari kesepakatan sementara yang diperoleh dengan mediasi Pemerintahan Biden.

Kamis pekan lalu, Haaretz mengeklaim bahwa kendala terwujudnya normalisasi adalah ambisi Saudi untuk bergabung dengan “klub negara-negara nuklir dunia” dan dibangunnya stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir non-militer di Riyadh. Namun, keinginan ini ditentang AS dan Israel lantaran mereka mencemaskan dampak dari masalah ini.

Di lain pihak, Saudi mengaku tetap berkomitmen kepada Palestina dan menyatakan bahwa normalisasi Riyadh-Tel Aviv baru bisa diwujudkan jika Solusi Dua Negara diberlakukan. (*)

Sumber: Poros Perlawanan

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA