BERITAALTERNATIF.COM – Rektor Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong Ince Raden menanggapi kenaikan harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Berdasarkan pengamatannya, kenaikan harga beras tersebut tak hanya terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melainkan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kenaikan harga beras disebabkan cuaca panas yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir serta beberapa wilayah yang mengalami banjir sehingga para petani mengalami gagal panen.
Kata dia, saat ini Sulawesi dan Jawa belum melakukan panen raya. Selain itu, mereka terkendala cuaca. Hal ini pun menjadi penyebab lain kenaikan harga beras.
“Pemerintah pusat harus mengambil langkah untuk mengontrol kenaikan harga beras,” sarannya saat ditemui di ruangannya pada Senin (26/2/2024).
Ia menyebut Kaltim merupakan wilayah yang masih bergantung pada pasokan beras dari Jawa dan Sulawesi.
Dia pun mendorong pemerintah menyelesaikan masalah tersebut.
Saat ini, lanjut dia, kebutuhan beras di Kaltim ditopang oleh Kabupaten Kukar. Namun, hanya 30 persen hingga 40 persen yang terpenuhi. Sisanya, beras harus didatangkan dari luar Kaltim.
“Jika hasil produksi lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen, ditambah tidak ada pasokan dari Jawa dan Sulawesi di Kutai Kartanegara, maka harga tersebut akan terus mengalami kenaikan,” paparnya.
Pusat-pusat produksi beras di Kukar, ungkap dia, menghadapi masalah ketidaktersediaan air karena musim panas yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Produksi beras akhirnya menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ini, kata Ince, wilayah Kukar belum memasuki masa panen raya. Para petani kemungkinan besar akan melakukan panen raya pada bulan Maret dan April 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, kebutuhan beras masyarakat Kukar tidak akan terpenuhi apabila tak ada pasokan beras dari Sulawesi dan Jawa.
“Harapannya kondisi di sana bisa lebih baik agar dapat membantu pasokan beras di Kaltim,” harapnya.
Ince mengungkapkan bahwa Pemkab Kukar sejatinya tak berdiam diri dalam menyelesaikan masalah ini.
Kata dia, Pemkab Kukar telah membangun kerja sama dengan TNI untuk membangun irigasi ke lahan-lahan pertanian.
Meski begitu, ia tetap menyarankan Pemkab Kukar merumuskan solusi jangka panjang untuk mengantisipasi musim kering di tahun-tahun mendatang.
“Kita perlu menyiapkan petani-petani yang bisa berinovasi dalam proses bercocok tanam. Misalnya memungkinkan enggak kita mendapatkan fasilitas-fasilitas yang bisa tahan di tanah kering,” terangnya. (hmd/jt/fb)