BERITAALTERNATIF.COM – Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei ditemui oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan rombongan yang menyertainya di Teheran pada Senin (13/3/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ayatullah Khamenei menyatakan negara-negara yang dikenai sanksi oleh AS dan sekutunya perlu bergandeng tangan mematahkan senjata sanksi itu dengan membentuk kelompok bersama.
Sembari menilai potensi kerja sama kedua negara jauh melampaui level saat ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Level hubungan harus ditingkatkan secara signifikan dengan menggunakan semangat dan kemauan yang ada di kedua belah pihak untuk mengimplementasikan kesepakatan.”
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi itu, Ayatullah Khamenei menyinggung banyaknya kesamaan antara Iran dan Belarus, termasuk keberadaan kedua negara di bawah sanksi dan intimidasi AS dan beberapa negara Barat.
“Negara-negara yang terkena sanksi oleh Amerika Serikat harus bekerja sama dan membentuk kelompok bersama untuk menghancurkan senjata sanksi. Dan kami percaya itu bisa dilakukan,” ujarnya.
AS menerapkan sanksi terhadap Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran, dan dalam 12 tahun terakhir, AS memberlakukan sanksi terberatnya terhadap negara Republik Islam tersebut.
“Sanksi tersebut menyadarkan Iran akan kemampuan dan kekuatan internal, dan sementara itu, sanksi meletakkan dasar bagi banyak kemajuan bagi Iran. Negara kami mampu mencapai kemajuan luar biasa di berbagai bidang, termasuk sains dan teknologi, medis dan biologi, ruang angkasa, nuklir, dan nanoteknologi,” jelas Ayatullah Khamenei.
“Jika negara-negara yang telah disanksi oleh AS memanfaatkan sepenuhnya potensi masing-masing, itu akan sangat bermanfaat bagi semua pihak… Kesepakatan dan kata-kata tidak boleh disimpulkan dalam pertemuan, tetapi harus dilaksanakan dengan tindak lanjut khusus dan waktu tertentu,” sambungnya.
Ayatullah Khamenei juga menyebutkan bahwa dunia saat ini membutuhkan spiritualitas.
“Spiritualitas dapat menjadi kekuatan pendorong bagi bangsa-bangsa,” ujarnya.
Di pihak lain, Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengaku puas atas pertemuan dengan Pemimpin Besar Iran. “Saya datang ke Iran untuk memastikan bahwa saya bertekad untuk membuka babak baru dalam hubungan antara kedua negara,” katanya.
“Dengan kerja sama dan kemauan Presiden Iran, semua kesepakatan akan dilaksanakan dengan tindak lanjut dan waktu khusus,” lanjutnya.
Dia juga memuji pengalaman Iran dalam menghadapi sanksi, dan kemajuan yang dicapai negara ini meski dihantam embargo.
“Republik Islam Iran telah mencapai pengalaman dan kemajuan yang luar biasa selama periode sanksi, dan kami percaya bahwa jika ketentuan sanksi digunakan dengan benar, ini bisa menjadi peluang untuk kemajuan. Tujuan dari perjalanan saya ke Iran adalah untuk mengenal pencapaian yang dibuat oleh Iran,” ungkap Lukashenko.
Dia lantas membuat kesimpulan. “Situasi internasional yang sulit saat ini telah mengungkapkan teman sejati dan palsu kepada kami, dan kami bertekad untuk terlibat dalam kerja sama khusus dengan teman sejati,” ucapnya. (*)
Sumber: Liputan Islam