Search
Search
Close this search box.

Bashar Assad: Amerika Serikat Bermitra dengan Teroris di Suriah

Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (Sky News)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Merujuk pada lokasi teroris di timur laut Suriah dan pengendalian Washington atas wilayah tersebut, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki kemitraan dengan para teroris.

Presiden Bashar menekankan bahwa perang di negara ini belum berakhir dan rakyat Suriah menderita krisis mata pencaharian.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran “CCTV” Tiongkok, yang disiarkan pada Jumat (29/9/2023) malam, Presiden Suriah mengatakan: Perang belum usai dan saat ini kita sedang berada di tengah-tengah perang. Namun saya ingin mengatakan bahwa Suriah, sebagai lokasi geografis, selalu menjadi jalan masuk invasi sepanjang sejarah dan sejak sejarah ditulis.
Setiap kali pendudukan datang, kota-kota (Suriah) dihancurkan.

Advertisements

Ini adalah sejarah negara ini. Namun, Suriah selalu membangun kembali dirinya sendiri.

Tidak diragukan lagi, rakyat Suriah mampu membangun kembali negaranya ketika perang berakhir dan pengepungan telah dicabut.

Bashar menambahkan: Wilayah timur laut Suriah, tempat para teroris berada, adalah tempat yang dikuasai oleh Amerika Serikat.

Oleh karena itu, persoalannya bukan hanya pencurian, tapi juga persoalan kemitraan dengan teroris dalam membagi keuntungan.

Pada saat yang sama, hal ini menimbulkan masalah kedua, yaitu banyak negara yang bermitra dengan teroris. Inilah kebenaran yang terjadi di Suriah.

Bashar melanjutkan: Tentu saja keadaan saat ini sedang tidak baik atau bisa dikatakan buruk.

Kalau boleh jujur, kita harus mengatakan bahwa situasinya buruk, karena masalah rakyat Suriah adalah masalah penghidupan.

Yang saya maksud adalah masalah penghidupan yang berkaitan dengan keadaan ekonomi. Rasa sakit dan penderitaan semakin bertambah.

Di akhir, Presiden Bashar mengatakan: Jika rekonstruksi berhasil dilakukan, Suriah akan memiliki masa depan yang cerah. Saya tidak berbicara tentang asumsi, harapan, dan ekspektasi, tetapi tentang situasi sebelum perang. Sebelum perang, pertumbuhan Suriah berada pada tingkat terbaik yaitu 7%, yang dianggap sebagai rasio yang sangat tinggi untuk negara dengan kapasitas terbatas.

Kami tidak mempunyai hutang dan kami bukan negara debitur, kami meminjam dan membayar hutang secara langsung.

Kami punya cukup gandum dan biasa mengekspor gandum ke beberapa negara. Kami mengekspor sayuran dan buah-buahan dan mengembangkan industri kami pada awal perang dan awal perkembangan industri.

Jadi, saya dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa menghentikan perang dan membangun kembali negara ini akan membuat Suriah jauh lebih baik dibandingkan sebelum perang. (*)

Sumber: Purnawarta.com

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA