BERITAALTERNATIF.COM – Anggota DPRD Kabupaten Kutim Basti Sangga Langi menolak praktik politik uang di Pemilu 2024.
Sejatinya, dia menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Kutim tidak mau menerima sogokan saat Pemilu. Namun, praktik tersebut justru dijalankan oleh sebagian calon anggota legislatif.
“Bahkan ada yang melakukan pendaftaran dari rumah ke rumah untuk mendata siapa saja yang akan menerima uang mereka agar terpilih. Ini yang harus dicegah, agar tidak membudaya,” terangnya baru-baru ini.
Selama ini, ia mengaku tak pernah mempraktikkan politik uang untuk mendapatkan suara dari masyarakat Kutim.
Basti mengaku lebih memilih menawarkan bantuan kepada masyarakat ketimbang memberikan uang saat pesta demokrasi.
“Kalau mau uang Rp 500 ribu, kan sekali belanja itu habis. Tapi kalau saya kasi kerja anak-anak kalian, itu jangka panjang. Kalau saya kasi uang Rp 500 ribu, selesai urusan, karena suara Anda saya beli,” tegasnya.
“Nanti lima tahu lagi kita ketemu, saya kasi lagi. Tapi kalau kasi kerja anaknya kan mereka untung, silaturahmi jalan terus,” tuturnya.
Ia pun meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim gencar melakukan sosialisasi larangan politik uang menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah.
Basti mengatakan, politik uang masih menjadi salah satu permasalahan dalam pemilihan umum. Ia khawatir praktik ini akan kembali terjadi pada Pemilu mendatang.
“Saya minta agar Kesbangpol melakukan sosialisasi secara simultan agar masalah politik uang ini bisa ditekan,” sarannya. (adv/fb)