Search
Search
Close this search box.

Beberapa Cara untuk Menilai Keseriusan Perusahaan-Perusahaan di Kukar dalam Menjalankan CSR

Pengamat Corporate Social Responsibility dari Universitas Kutai Kartanegara Marthain menyampaikan materi tentang CSR dalam program Alternatif Akademi. (Berita Alternatif/Riyan)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Keseriusan perusahaan-perusahaan di Kukar dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dinilai dari berbagai aspek.

Pengamat CSR dari Universitas Kutai Kartanegara Marthain menyebut salah satu tolak ukur keseriusan perusahaan dalam menjalankan CSR adalah keberadaan dokumen rencana strategis.

Menurut dia, rencana strategis tersebut memuat berbagai rencana perusahaan dalam menjalankan program CSR, khususnya dalam usaha pengentasan kemiskinan, pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Kukar.

Advertisements

Ia menyebut rencana strategis dapat dijalankan selama 5 tahun.

“Kalau yang saya pahami rencana strategis di perusahaan ada yang 3-5 tahun. Nah, 3-5 tahun ini untuk di ring 1 kira-kira apa yang mau dilakukan,” terangnya sebagaimana dikutip dari program Alternatif Akademi yang ditayangkan di kanal YouTube Alternatif Talks pada Sabtu (4/5/2024).

Keseriusan perusahaan dalam menjalankan CSR, lanjut dia, bisa juga dinilai dari susunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditempatkan dalam struktur perusahaan.

“Kira-kira di perusahaan ada enggak divisi atau bidang yang menangani tentang CSR?” ujarnya.

Jika perusahaan menempatkan CSR di bawah divisi hubungan masyarakat atau humas, ia menduga perusahaan tersebut tak serius dalam menjalankan CSR.

“Banyak perusahaan di Kukar itu yang kemudian masih menempatkan divisi CSR itu sebagai buangan saja karena memang mereka tidak concern terhadap isu CSR,” tegasnya.

Marthain juga menyebut cara lain untuk mengecek keseriusan perusahaan di Kukar dalam menjalankan program CSR.

“Kita bisa cek dari SDM-nya berapa orang yang disediakan di divisi CSR itu yang menangani tentang CSR,” katanya.

Semakin sedikit SDM yang ditempatkan perusahaan dalam menjalankan CSR, kata dia, maka perusahaan tersebut dapat dinilai sebagai entitas yang tidak serius dalam menjalankan CSR.

“Belum lagi kemudian kita cek tentang spesifikasi akademiknya itu. Spesifik akademiknya itu maksudnya kira-kira orang yang tadi nangani CSR itu dia ini belajar secara khusus enggak tentang CSR atau jangan-jangan dia ini orang buangan,” tegasnya.

“Atau justru dia orang yang sudah dilatih, orang yang sudah kuliah, orang yang sudah belajar secara khusus tentang CSR baru kemudian ditaruh di situ,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ulwan Murtadho

Editor: Ufqil Mubin

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA