Search

Belajar Secara Mandiri, Seorang Pengrajin Songkok Khas Kutai Berhasil Produksi Masal

Puluhan songkok khas Kutai olahan Badaruddin. (Istimewa)

BERITAALTERNATIF.COM – Seorang pengrajin songkok Khas Kutai Badaruddin berhasil memproduksi kopiah tersebut dengan jumlah yang banyak.

Keterampilan yang ia pelajari secara mandiri tersebut sukses menghasilkan pundi-pundi ekonomi.

Hasil olahan tangannya itu banyak diminati pedagang-pedagang Pasar Tangga Arung.

Mereka kerap memesan kepadanya untuk dijual kembali.

“Jadi sida tu beli ke saya, habistu sida jual lagi. Jadi seller lah bahasanya wayahni,” ucapnya kepada beritaalternatif.com, Sabtu (20/4/2024).

Untuk membuat songkok atau kopiah khas Kutai itu dia menggunakan 3 jenis bahan kain, yaitu beludru contessa, beludru martin, dan bludru import dari Korea.

Dari 3 jenis kain tersebut memiliki kualitas yang berbeda-beda.

Ia menjelaskan, untuk kualitas standar itu menggunakan bahan bludru contessa. Kualitas menengah memakai bludru martin. Sedangkan kualitas paling bagus itu bludru impor dari Korea.

“Kalau bahan bludru martin sama impor Korea itu belinya di Jawa karena harganya murah kalau beli di sana. Mun bludru contessa itu beli di sini aja permeter,” terang dia.

Pria yang karib disapa Badar itu menerangkan, masing-masing jenis kain tersebut juga memiliki harga songkok yang berbeda-beda pula.

Ia menyebut, jika ada yang mengambil dalam jumlah 1 kodi maka harganya lebih murah.

“Misalnya orang beli sekodi langsung itu biasanya harga satuannya itu Rp 25 ribu bahan contessa. Kalau yang martin itu Rp 30 ribu. Kalau yang impor itu Rp 55 ribu. Nah itu kalau yang ngalak banyak,” katanya.

Akan tetapi, bagi yang ingin membeli dengan jumlah sedikit itu harga satu songkoknya dari bahan bludru contessa Rp 50 ribu, bludru martin Rp 60 ribu, dan bludru impor korea Rp 85 ribu.

“Jadi beda lumayan jauh harganya. Biasanya mun buhan pasar itu pasti ngalak banyak. Cuman mun yang pakai pribadi palingan 1 atau 2 aja,” pungkas Badar. (adv)

Penulis dan Editor: M. As’ari

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA