Kukar, beritaalternatif.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (Fahum) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) melaksanakan Sekolah Advokasi pada 24-27 Maret 2022 di Ruangan Kuliah Fahum Unikarta.
Dalam kegiatan ini, BEM Fahum menghadirkan pemateri dari praktisi-praktisi hukum seperti pengacara, aktivis lingkungan dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Direktur Mahakam Institut, dan perwakilan beritaalternatif.com.
Ketua BEM Fahum, Anggit Sastria menjelaskan, kegiatan ini didukung penuh oleh Unikarta, Fahum, Pengadilan Agama, Kejaksaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, serta sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kukar.
Kata dia, kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta, yang berasal dari mahasiswa semester empat hingga delapan.
Sekolah Advokasi rutin dilaksanakan setiap tahun oleh BEM Fahum Unikarta. “Selama beberapa tahun terakhir kita selalu melaksanakannya. Jadi, kayak setiap tahun itu harus ada. Wajib,” jelasnya, Minggu (27/3/2022).
Anggit menyebutkan, kegiatan tersebut bertujuan mengembalikan identitas mahasiswa hukum sesuai dengan disiplin ilmunya.
Sekolah Advokasi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Fahum Unikarta karena memberikan pemahaman praktis terkait proses advokasi di masyarakat.
“Prosesnya bagaimana, cara penyelesaian bagaimana, bentuk keadilannya seperti apa, maka cara-cara pembelajarannya itu diajarkan di Sekolah Advokasi. Jadi, outputnya begitu sih,” terangnya.
Ia pun mengakui bahwa saat ini mahasiswa terkesan malas belajar sehingga mengalami kedangkalan pemikiran.
Nilai-nilai intelektual mahasiswa juga semakin berkurang dan tergerus karena beberapa hal, salah satunya pengaruh negatif digitalisasi.
“Ini salah satu upaya kami untuk menggerakkan lagi para mahasiswa, menyadarkan kembali mahasiswa bahwa belajar itu penting,” jelas Anggit.
Ia mengatakan, banyak problem di masyarakat yang perlu diadvokasi oleh mahasiswa Fahum Unikarta. Hal ini pula yang mendorong BEM Fahum mengadakan Sekolah Advokasi.
Anggit berharap kegiatan ini bisa memberikan pemahaman bagi mahasiswa Fahum terkait tata cara dan teknik untuk mencapai suatu keadilan.
“Jadi, bisa menembus dan menyelesaikan problematika di masyarakat. Karena selama ini kita cuma liat-liat aja masalah di luar, enggak berani bergerak,” ungkap Anggit. (*)
Penulis: M. As’ari
