BERITAALTERNATIF.COM – BEM Unikarta bersama empat DPK KNPI Kukar yaitu Muara Wis, Kota Bangun, Kenohan, serta Muara Muntai bersepakat menolak upaya penambangan pasir silika di kawasan Danau Kaskade Mahakam (DKM) yang terdiri dari Danau Melintang, Semayang, dan Jempang.
Pihaknya merasa khawatir ketiga danau yang menyimpan cadangan sumber daya alam berupa pasir silika yang ditaksir sebanyak 2 miliar metrik ton itu akan rusak karena ditambang.
Ketua BEM Unikarta Ibnu Ridho menegaskan bahwa penolakan itu sebagai upaya untuk tetap menjaga kelestarian di kawasan tersebut.
Ia menyebut saat ini terdapat sekitar 45 perusahaan yang tengah mengantri izin untuk melakukan aktivitas tambang di kawasan DKM ini.
“Tentunya kami merasa ini merupakan ancaman serius bagi kelestarian tiga danau tersebut, termasuk juga flora dan fauna di dalamnya,” ucap dia melalui rilis yang dikirim ke media ini, Rabu (22/1/2025).
Ia menerangkan bahwa penolakan yang mereka layangkan demi menjaga masyarakat setempat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Mereka menggantungkan hidup pada hasil tangkapan ikan di kawasan DKM.
Selain itu, kawasan itu pun terhubung langsung dengan Sungai Pela yang menjadi habitat Pesut Mahakam yang saat ini diperkirakan kurang dari 70 ekor.
Pihaknya menilai aktivitas pertambangan pasir silika itu tentu akan membawa banyak dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan di tiga danau tersebut.
“Sementara ada banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya dari sana. Sebagai pemuda kami merasa harus bergerak untuk turut memastikan kelestariannya di tengah ancaman seperti saat ini,” tegas Ridho.
Dia mengatakan bahwa sampai saat ini mereka belum mengetahui izin tambang pasir silika itu diajukan di bagian wilayah DKM yang mana.
“Tapi kalau saya cari referensi di internet, luas tiga danau itu kalau dijumlahkan hanya 39 ribu ha. Artinya kan potensinya ini ada di seluruh kawasan danau tersebut. Jangan sampai seluruh kawasan danau kita berubah jadi tambang pasir jika kita tidak bergerak dari sekarang,” katanya.
Ridho mengatakan ketiga danau kawasan DKM ini masuk ke dalam 15 danau prioritas nasional berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 tahun 2021 Tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional.
“Tiga danau ini masuk dalam prioritas nasional untuk diselamatkan sejak tahun 2021. Sekarang karena ada cadangan silika tiba-tiba mau ditambang,” ujar dia.
“Padahal harusnya kan perpres ini ditindak lanjuti oleh seluruh pihak terkait untuk menyelamatkan kelestarian danau yang menjadi prioritas nasional. Jadi, logikanya harusnya tidak ada izin penambangan di kawasan DKM,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPK KNPI Muara Wis Bobi Ripangga menyampaikan bahwa mereka bakal segera melakukan konsolidasi kepemudaan di masing-masing kecamatan.
Mereka menilai, pemuda harus mengambil peran strategis dalam menanggapi isu yang mengancam lingkungan di Kukar.
“Kita akan bangun konsolidasi di desa-desa untuk menyatukan persepsi dalam mengawal isu ini. Apalagi peran tiga danau ini sangat sentral bagi masyarakat di daerah hulu,” bebernya.
“Kondisi saat ini, danau tersebut adalah ladang utama mata pencaharian masyarakat kami di sini untuk mencari ikan, dan usaha keramba masyarakat. Kami di sini terancam besar jika ada tambang silika ini. Maka dari itu, kita harus ikut andil dalam hal ini,” sambung dia.
Senada, Ketua DPK KNPI Kenohan Hendra pun secara tegas menolak aktivitas pertambangan pasir silika di kawasan DKM.
“Karena mengacu pada punahnya habitat ekosistem yang mana mata pencarian terbesar para nelayan khususnya di Desa Semayang, Kahala, dan Teluk Muda. Dan dampak jangka panjang yang muncul nantinya ketika ada Tambang Silika di Kecamatan Kenohan,” pungkasnya. (*)
Penulis & Editor: Ahmad Rifa’i