BERITAALTERNATIF.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) sukses menyelenggarakan diskusi publik bertajuk Kondisi Rahim Peradaban di Bumi Pertiwi di Perpustakaan Daerah Kukar pada Jumat (25/4/2025).
Kegiatan ini digelar untuk memperingati Hari Kartini sekaligus menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
Diskusi tersebut menghadirkan tiga narasumber yang merupakan sosok perempuan berpengaruh di Kukar.
Ketiganya adalah Kepala Kesbangpol Kukar Rinda Desianti, perwakilan Jatam Kaltim Diah Pitaloka, dan aktivis perempuan Kukar Elisa Wulan.
Ketua panitia diskusi publik BEM Unikarta, Bella menjelaskan, tiga pemateri tersebut memberikan motivasi dan kiat kepada para peserta untuk menjadi perempuan yang berpengaruh.
“Secara kapasitas dan pengalaman kami anggap sudah cukup luar biasa, dan ketiga narasumber ini juga merupakan para pemimpin di instansi ataupun organisasinya masing-masing,” jelasnya.
Pada sesi pemaparan materi, ketiga narasumber tersebut membahas peran perempuan dari sudut pandang yang berbeda.
Ada yang menyoroti perempuan dalam bidang politik, ada yang mengulas keterlibatan perempuan dalam menjaga lingkungan, serta ada pula yang membahas kiprah perempuan dalam dunia kerja, kehidupan sosial, hingga peranannya dalam keluarga.
Selain itu, para pemateri menekankan pentingnya pemahaman mengenai kesetaraan gender sebagai fondasi utama dalam membangun peradaban yang berkeadilan.
“Bukan hanya menjadi sosok yang diperintah atau disuruh-suruh, tetapi harus mampu menjadi bagian dari pada pembentuk serta pembuat kebijakan,” terangnya.
Dia menjelaskan, tema tentang Keperempuanan diangkat ke publik untuk mengidentifikasi kondisi perempuan saat ini, sehingga ke depan dapat dihargai di tengah masyarakat.
Selain itu, kata dia, forum ini berupaya mengkaji nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Kartini.
Diskusi tersebut diikuti oleh mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Unikarta.
Para peserta diajak untuk lebih memahami peran strategis perempuan dalam berbagai sisi kehidupan, tidak hanya sebatas pelengkap, tetapi juga sebagai pembuat kebijakan.
Bella menegaskan pentingnya perempuan untuk mengambil peran agar lebih aktif dalam menentukan kebijakan publik.
“Harapannya perempuan mampu bersaing di posisi-posisi strategis, bukan sekadar sosok yang diperintah, tetapi menjadi pembuat kebijakan,” terangnya.
Ketua BEM Unikarta Muhammad Ibnu Ridho mengharapkan diskusi ini mampu membangkitkan semangat para perempuan di Kukar untuk berperan dan ikut serta dalam memperbaiki kondisi bangsa sebagaimana yang telah dilakukan oleh pahlawan wanita nasional tersebut.
“Mudah-mudahan kita bisa menciptakan atau memotivasi perempuan-perempuan, khususnya di Kutai Kartanegara, agar bisa menjadi kartini-kartini muda,” ucapnya.
Diskusi ini berlangsung interaktif. Setelah penyampaian materi, para peserta diberi ruang untuk mengemukakan pendapat dan bertanya secara langsung kepada narasumber.
Pada akhir diskusi, panitia diarahkan untuk melakukan sesi foto bersama serta menyerahkan sertifikat sebagai tanda kegiatan telah sukses diselenggarakan oleh BEM Unikarta. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin
