Search
Search
Close this search box.

Bercukur sebelum Tidur

Joko Pinurbo. (harianjogja.com)
Listen to this article

Oleh Joko Pinurbo

Bercukur sebelum tidur

membilang hari-hari yang hancur

Advertisements

membuang mimpi-mimpi yang gugur

memangkas semua yang ranggas dan uzur

semoga segala rambut bisa lebih rimbun dan subur

Lalu datang musim, dalam cerah angin,

menumpahkan air ke seluruh dataran,

ke gunung-gunung murung

dan lembah-lembah lelah

di seantero badan.

Jantungku meluap, penuh

Sungai menggelontor, hujan menggerejai

di sektor-sektor irigasi di agrodarahku.

Malam penuh traktor, petani mencangkul

di hektar-hektar dagingku.

Tubuhku hutan yang dikemas

menjadi kawasan megaindustri

di mana segala cemas segala resah

diolah di sentra-sentra produksi.

Tubuhku ibukota kesunyian yang diburu investor

dari berbagai penjuru.

Tubuhku daerah lama yang ditemukan kembali,

daerah baru yang terberkati.

Lalu tubuhku bukan siapa-siapa lagi.

Tubuhku negeri yang belum diberi nama.

Dan kuberi saja nama dengan sebuah ngilu

saat bercukur sebelum tidur.

(1999)

Sumber: Kumpulan Puisi Joko Pinurbo Di Bawah Kibaran Sarung, Penerbit: Yayasan  INDONESIATERA

Biodata Sastrawan:

Joko Pinurbo lahir di Palabuhan Ratu Sukabumi, 11 Mei 1962, wafat di Yogyakarta pada 27 April 2024. Ia merupakan sastrawan terkemuka yang karya-karyanya menorehkan gaya dan warna yang khas dan bernas dalam dunia puisi Indonesia.

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA