BERITAALTERNATIF.COM – Kematian 129 orang di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) lalu merupakan tragedi kemanusiaan dalam dunia sepakbola di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Anggota DPR RI Dr. Irwan kepada beritaalternatif.com pada Senin (3/10/2022). “Tentu ini harus menjadi perhatian kita semua, khususnya pemerintah,” katanya.
Ia mendorong pemerintah berusaha secara maksimal untuk menghindari tragedi kemanusiaan serupa di Indonesia di masa yang akan datang.
“Ini sebenarnya bukan musibah bencana alam seperti banjir. Harusnya bisa dimitigasi,” imbuhnya.
Politisi Demokrat ini mengapresiasi langkah cepat Presiden Jokowi yang memerintahkan jajarannya untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kerusuhan antar-suporter Arema dan Persebaya tersebut.
Irwan menekankan agar pemerintah dan semua pihak memberikan perhatian khusus kepada seluruh korban dalam tragedi tersebut.
“Justru itu prioritas pertama, misalnya yang luka-luka dan sedang dalam perawatan di rumah sakit, agar penanganannya betul-betul tanggap, cepat, dan sampai tuntas hingga mereka kembali ke rumah,” tegasnya.
Pemerintah pun harus memperhatikan para korban yang meninggal dunia dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, seperti pemakaman yang layak serta pemberian santunan dalam jangka panjang.
“Sehingga penanganan dari sisi kemanusiaan terhadap korban ini benar-benar manusiawi,” katanya.
Ia juga mendukung Presiden yang menghentikan sementara Liga 1 pasca tragedi berdarah itu. “Agar semua bisa dievaluasi menyeluruh, termasuk investigasi hukum, agar ada yang bertanggung jawab,” sebutnya.
Dia mendorong kasus ini diinvestigasi secara menyeluruh, sehingga menghasilkan rekomendasi yang dapat menjamin keamanan, kenyamanan, dan keselamatan para penonton serta suporter dalam pelaksanaan turnamen sepakbola di Indonesia.
“Harus ada rekomendasi dan solusi yang revolusioner pasca tragedi kemanusiaan ini. Kasus ini bukan main-main. Satu nyawa saja dalam sepakbola sudah enggak sebanding, apalagi ini ada ratusan korban,” ucapnya.
Menurut Irwan, kasus ini muncul karena terdapat kesalahan dari sisi Standar Operasional Prosedur (SOP) Liga 1 dan penanganan massa di stadion.
Karena itu, investigasi menyeluruh sangat diperlukan, sehingga dia berharap ada perubahan mendasar dari seluruh stadion di Indonesia, terutama penempatan pintu masuk dan keluar stadion.
Ia menyebutkan, masih banyak stadion di Indonesia yang belum memenuhi standar dalam penempatan pintu masuk dan keluar stadion.
Karenanya, seluruh stadion untuk penyelenggaraan liga diperbaiki. “Supaya saat ada insiden, penonton bisa segera keluar dari stadion dengan baik dan selamat,” urainya.
Irwan juga menekankan agar penyelenggara liga di Indonesia dapat menjalankan aturan FIFA di lapangan. Dalam proses penanganan massa di stadion, pihak keamanan sejatinya tidak diperbolehkan menggunakan gas air mata kepada massa di stadion.
“SOP demonstrasi dan lain sebagainya tidak boleh digunakan di sepakbola atau olahraga. Penggunaan gas air mata ini sebenarnya tidak boleh dilakukan di stadion,” tegasnya.
“Memang dalam sepakbola kita tidak bisa menghindari kadang-kadang penonton masuk ke dalam lapangan atau tawuran antar-suporter. Tetapi, selama ini di belahan dunia mana pun, dalam penanganan kasus di stadion, kalaupun ada korban, enggak sebanyak sekarang ini,” sambungnya.
Dia menyimpulkan, tragedi ini muncul karena kesalahan dalam penanganan massa di stadion, sehingga harus diinvestigasi secara menyeluruh, yang disertai rekomendasi untuk mencegah tragedi serupa muncul di Indonesia.
Proses investigasi tersebut, sambung dia, mesti dilakukan secara terbuka. Apabila terdapat sanksi internasional terhadap Indonesia setelah munculnya rekomendasi tersebut, semua pihak harus menerimanya dengan lapang dada.
“Kalau untuk kemajuan sepakbola, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para pecinta sepakbola kita, kita harus terima. Saya kira itu lebih baik, supaya kita bisa mengambil hikmah dari tragedi ini,” pungkasnya. (um)