BERITAALTERNATIF.COM – Sejumlah elemen masyarakat Muslim se-Malang Raya, seperti Arema dan Kelompok MIMBAR Malang yang bergabung bersama Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israel (KUMAIL), tampak menggelar aksi demonstrasi damai bertajuk “Solidaritas Muslim Sedunia untuk Al-Quds dan Palestina” di depan Kantor DPRD Kota Malang, Jalan Tugu 1A, kawasan Klojen, Malang, pada Jumat (13/10/2023).
Seperti diberitakan banyak kanal media dalam sepekan terakhir, penderitaan warga sipil Gaza disebut makin bertambah seiring meningkatnya eskalasi serangan brutal Israel yang menyasar infrastruktur penting non-militer seperti masjid, bank, sekolah, rumah sakit, kantor berita sejumlah media, tak terkecuali permukiman penduduk dan rumah-rumah warga, terutama sejak dimulainya operasi “Badai al-Aqsa” oleh kelompok pejuang Perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 yang lalu.
Menyikapi kondisi tragis yang dialami warga Gaza, KUMAIL mengajak umat Islam khususnya di Tanah Air agar benar-benar peduli pada penderitaan sesama, sekaligus tak melupakan jasa besar bangsa Palestina berupa dukungan dan pengakuan mereka atas kemerdekaan Indonesia, 78 tahun silam.
“Mari bersama-sama kita tunjukkan kepada dunia, bahwa umat Islam benar-benar seibarat satu tubuh. Itulah sebabnya, kita tidak akan membiarkan saudara Muslim kita di Palestina menderita dan berjuang sendirian, sebagaimana mereka tidak membiarkan kita sendirian saat berjuang meraih kemerdekaan NKRI yang kita cintai,” seru orator KUMAIL
Aksi damai yang diikuti ratusan orang usai salat Jumat ini dilakukan sebagai wujud solidaritas kemanusiaan untuk merespons perkembangan terkini yang terjadi di Palestina.
Seperti ditegaskan KUMAIL, hingga saat ini, seluruh kawasan Jalur Gaza -yang oleh PBB dinobatkan sebagai penjara terbesar dengan kondisi terburuk di dunia- sering kali menjadi sasaran serangan udara Israel sejak pasukan Rezim Zionis menarik diri dari wilayah itu pada 2005. Pertempuran sengit pun kerap pecah antara Israel dan faksi-faksi pejuang Perlawanan Palestina termasuk Hamas dan Jihad Islam di Gaza.
Di sisi lain, tak hanya menerapkan blokade atas Gaza, Israel juga mengontrol ketat pergerakan penduduk dari Gaza ke Tanah Pendudukan melalui dua penyeberangan, yakni Erez dan Kerem Shalom, yang saat ini telah ditutup paksa.
Beberapa orang, bahan makanan dan bahan bakar sebetulnya juga bisa memasuki Gaza lewat Mesir dari penyeberangan Rafah. Namun Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Palestina, Eyad al-Bozom mengatakan pada Selasa (10/10/2023) bahwa rute itu telah dibombardir secara membabi buta oleh Israel.
Sebelumnya, pihak Militer Israel memang berulang kali menebar ancaman bahwa setiap kendaraan yang mencoba melintasi perbatasan dan membawa bantuan kemanusiaan berupa bahan bakar, makanan, dan obat-obatan untuk warga Gaza, secara otomatis akan menjadi sasaran empuk serangan udara mereka.
Sebenarnya ancaman rezim Zionis yang sarat muatan anti-kemanusiaan dan pengabaian nyata atas hukum internasional kali ini pun menuai kecaman keras para demonstran pro-Palestina di sejumlah negara dan di dunia maya. Namun Israel, dengan dukungan penuh sekutu dekatnya seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, Australia dan Austria, seperti biasa tampak tak peduli dan tetap menerapkan sikap apartheidnya atas Palestina.
Akibatnya, serangan udara massif dan serampangan Israel hingga Kamis malam (12/10/2023), diketahui telah memakan korban hampir 1.500 warga Palestina kehilangan nyawa, termasuk di antaranya sekitar 450 anak dan 250 wanita, sementara lebih dari 6.000 lainnya menderita luka-luka. (af)