BERITAALTERNATIF.COM – Bank Indonesia (BI) yakin Kredit Perumahan Rakyat (KPR) akan tumbuh positif meski suku bunga acuan naik terus.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Agus Fadjar Setiawan menjelaskan penjualan properti masih tumbuh positif, setidaknya berdasarkan data hingga kuartal III 2022.
“Dari perspektif intermediasi, pertumbuhan KPR itu positif di 2022. Kalau dilihat dari nilai outstanding itu tumbuh, terutama didorong oleh rumah tipe menengah, tipe di atas 21 hingga 70,” katanya dalam 99Group Property Outlook 2023 di Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD, Kamis (19/1/2023).
Agus mengungkapkan hasil diskusi BI dengan 3 bank besar di Indonesia. Ia tidak merinci ketiga bank itu, tapi ketiganya melaporkan nilai outstanding KPR meningkat hingga akhir 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Ia juga menyoroti soal Non Performing Loan (NPL) alias kredit bermasalah. Menurut data yang dikantongi Agus, NPL KPR hingga November 2022 rendah: hanya 2,23 persen.
“Bagaimana perkembangan porsi rate BI dan suku bunga KPR ini menarik. Dari sisi perbankan sebenarnya respons suku bunga KPR masih terbatas. Dari data secara rata-rata menurun dan tentunya mendukung perkembangan sektor properti,” jelasnya.
Sementara itu, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen pada Desember 2022.
Dengan demikian, maka suku bunga deposit facility menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility menjadi 6,25 persen.
“Rapat Dewan Gubernur memutuskan menaikkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers saat itu.
Kenaikan suku bunga dilakukan untuk merespons keputusan bank sentral AS, dan juga dalam rangka menekan laju inflasi yang masih cukup tinggi di Indonesia. (*)
Sumber: CNN Indonesia