BERITAALTERNATIF.COM – Bilal bin Rabah terkenal dengan Bilal al-Habasyi (W. 17-21 H/638-642) adalah seorang sahabat dan muadzin Nabi Muhammad Saww. Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Ia adalah orang yang dipercaya untuk mengurus uang di baitul mall di masa Nabi. Ia turut serta dalam semua peperangan Nabi. Setelah Rasul wafat, meskipun ia masih hidup, namun ia tidak mengumandangkan azan untuk siapa pun kecuali hanya dalam beberapa kesempatan. Ia dikuburkan di Pemakaman Bab al-Shaghir di Damaskus.
Keluarga Bilal berasal dari Naubah (sebuah tempat di sebelah utara Sudan dan sebelah selatan Mesir). Ayah Bilal termasuk tawanan Habasyah. Ia sendiri berasal dari keluarga Bani Jumah atau Sarah (penduduk Makkah dan lahir dari keluarga budak). Sebagian menulis bahwa tahun kelahirannya adalah tiga tahun setelah Tahun Gajah. Karena nama Ibundanya adalah Hamamah, maka ia juga terkenal dengan nama Ibnu Hamamah. Julukan yang paling masyhur baginya adalah Abu Abdillah. Terdapat pula julukan-julukan lainnya bagi Bilal. Dikatakan bahwa nasabnya berasal dari Habasyi, Qurasyi dan Taimi. Bilal memiliki perawakan tinggi, kurus, kulit sangat coklat, bungkuk, rambut panjang dan berwarna abu-abu serta memiliki wajah yang elok.
Pemuka dalam Islam
Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Atas jalan yang dipilihnya, ia banyak disiksa oleh kaum kafir Makkah khususnya Umayyah bin Khalaf yang merupakan tuannya, namun ia sangat teguh dengan agama pilihannya.
Bebas dari perbudakan
Setelah berbulan-bulan bersabar atas kesusahan dan kepedihan yang menimpa, Bilal akhirnya merdeka. Sekelompok orang menilai bahwa yang memerdekan Bilal adalah Abu Bakar. Namun, Abu Ja’far Iskafi, guru Ibnu Abil Hadid menukilkan dari Waqidi, Ibnu Ishak dan lainnya bahwa yang memerdekakan Bilal adalah Nabi Muhammad Saww.
Syaikh Thusi dan Ibnu Syahr Asyub juga menulis bahwa Bilal dibebaskan oleh Nabi Muhammad Saww. Nukilan kata-kata dari Nabi bahwa: “Jika aku memiliki kekayaan, maka aku akan membeli dan membebaskan Bilal” bertentangan dengan kenyataan sejarah karena Khadijah Sa telah memberikan semua kekayaannya untuk digunakan di jalan Allah oleh Nabi Saww, di samping bahwa kemampuan perekonomian Abu Bakar tidak begitu mampu untuk membeli dan membebaskan budak yang berada dibawah siksaan tuannya, di antaranya Bilal.
Penolong Dekat Nabi
Setelah merdeka, ia bergabung dengan kaum muslimin dan menjadi muadzin Islam pertama. Ia selalu berada di samping Nabi Saww. baik ketika beliau berada dalam keadaan safar maupun tidak. Ia termasuk orang-orang yang mulia dan orang yang dekat dengan Nabi Saww. Bilal juga menjadi bendahara baitul mal Nabi Muhammad Saww. Ia selalu hadir dalam semua perang Nabi.
Dalam Perang Badar, ia memberi isyarat kepada kaum Muslimin untuk membunuh Umayah bin Khalaf dan anaknya. Menurut laporan sejarah, Bilal sendiri yang membunuh Umayah. Nabi Muhammad Saww di Madinah menjalinkan persaudaraan antara Bilal dan Abdullah bin Abdurrahman Khats’ami. Menurut Ibnu Hisyam (W. 218 H/833) hingga Bilal masih hidup, bendahara baitul mal Habasyah dan Khats’am adalah satu. Sebagian menuliskan bahwa akad persaudaraannya dengan Ubaidah bin Harits dan atau dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Akad persaudaraan ini kemungkinan berkaitan dengan akad persaudaraan sebelum Hijrah ke Madinah.
Pengumandang Adzan
Bilal adalah muadzin pertama Islam. Dinukilkan bahwa ia melafadzkan huruf “syin” dengan “sin” dan dalam riwayat diberitakan bahwa bacaan “sin” yang dibacakan oleh Bilal dihadapan Allah Swt adalah “syin”. Pada hari Fathu Makkah Bilal berdasarkan perintah Nabi Muhammad Saww berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan dengan suara yang sangat lantang. Orang-orang kafir Makkah sangat marah dengan peristiwa ini.
Setelah Nabi Muhammad Saww wafat
Setelah Nabi Saww. meninggal, Bilal tidak lagi mengumandangkan azan selain hanya beberapa kali. Salah satunya adalah ketika Sayidah Fatimah Sa memintanya, namun karena hal ini menjadikan Sayidah Fatimah Sa ingat akan kesusahan yang menimpa setelah wafat ayahnya bahkan beliau sampai sakit karenanya, maka Bilal dengan terpaksa menghentikan alunan azannya. Waktu lain yang ia kumandangkan adalah ketika ia berziarah ke kuburan Nabi Muhammad Saww di Madinah dan Imam Husain As memintanya untuk mengumandangkan azan dan Bilal pun mengiyakannya. Kejadian ini memberikan kesan yang mendalam bagi masyarakat Madinah. Terakhir kali adalah ketika khalifah kedua meninggalkan Madinah dan akan pergi ke Syam (berdasarkan perkataan Thabari terjadi pada tahun 17 H/638) di Jabiyah, kaum Muslimin meminta Bilal mengumandangkan azan, Bilal pun mengiyakannya dan semua orang menangis karena mengingat masa-masa Rasulullah.
Sumber-sumber sejarah mengatakan sebab-sebab yang menjadikan Bilal tidak lagi mengumandangkan azan setelah Nabi Muhammad Saww wafat dan ia meninggalkan Madinah dan menuju Syam adalah karena ia memahami fadhilah jihad dan selalu ingin berjuang. Ia hijrah ke Syam pada masa kekhalifahan Abu Bakar atau Umar bin Khattab, namun tidak tercatat kehadiran Bilal pada peperangan dan futuhat. Dari sebagian sumber dapat dipahami bahwa ia pergi ke Syam karena protes atas sebuah suatu peristiwa yang terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad Saww.
Perawi Hadis-hadis Nabi Muhammad Saww.
Bilal juga merupakan perawi hadis dan sejumlah sahabat dan tabi’in meriwayatkan hadis darinya. Sebagai contoh, ia dalam hadis yang cukup panjang meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad Saww tentang fadhilah azan.
Kedudukan Bilal
Terdapat banyak riwayat dari Nabi Muhammad Saww yang menjelaskan tentang keutamaan Bilal misalnya bahwa Bilal termasuk golongan pendahulu dan orang-orang yang pertama masuk Islam, ia adalah penghulu para muadzin, Surga menanti kedatangan tiga orang: Ali As, Ammar bin Yasir dan Bilal; Tiga orang berkulit hitam merupakan penghulu surga: Lukman Hakim, Najasyi dan Bilal dan juga doa Nabi Saww untuknya karena ia telah menolong Sayidah Fatimah Sa dalam hal pekerjaan rumah.
Imam Ali As juga menilai bahwa Bilal adalah orang-orang yang terdahulu dalam memeluk Islam. Imam Ali As juga memuji keikhlasan dan kebersihan jiwa Bilal. Imam Sajjad As juga memuji Bilal dan menukilkan argumentasinya dalam menjawab keutamaan-keutamaan Imam Ali As dihadapan musuh-musuhnya. Imam Shadiq As menyebut Bilal sebagai hamba saleh dan pecinta Ahlul Bait As. Menurut nukilan dari para mufasir, beberapa ayat turun karena Bilal dan para sahabatnya: Al-Nisa ayat 59, Al-An’am ayat 52, Al-Nahl ayat 110, Al-Kahf ayat 28, Al-Hujurat ayat 11 dan 12.
Pernikahan dan Putra-putra
Terdapat banyak laporan mengenai pernikahan Bilal. Baladzuri dalam melaporkan pernikahan Bilal, menulis ia menikah dengan putri dari Bani Zuhrah atau putri dari Bani Kananah menurut laporan yang lain. Demikian juga dikatakan bahwa Bilal bersama saudaranya dalam perjalanan untuk rencana pernikahannya. Ketika terjadi pelamaran, ia mengenalkan dirinya dengan mengatakan: Aku adalah Bilal dan laki-laki ini adalah saudaraku, kami berdua adalah para budak dari Habasyah. Kami adalah orang-orang yang tersesat sehingga Allah Swt mengkaruniakan jalan hidayah bagi kami. Kami adalah budak yang dimerdekakan oleh Allah. Apabila Anda memberikan putri-putri Anda, Alhamdulillah dan jika tidak… Allahu Akbar keluarga pihak perempuan, sebelum menjawab pinangan Bilal pergi menemui Rasulullah Saww meminta pendapat.
Nabi Muhammad Saww telah merekomendasikan Bilal kepada mereka sebanyak tiga kali dan berkata: Siapa lagi yang lebih baik darinya, seseorang yang merupakan ahli surga? Meskipun sebagian penulis memberitakan bahwa Bilal tidak mempunyai anak, namun Sakhawi dalam kitabnya, menulis bahwa Bilal memiliki anak bernama Umar yang merupakan penolongnya. Ibnu Katsir juga menuliskan bahwa Hilal bin Abdurahman berasal dari keturunan Sulaiman bin Bilal, muadzin Nabi Muhammad Saww.
Wafat
Sebagian sumber-sumber sejarah menuliskan bahwa ia meninggal pada tahun 20 H/641 setelah Hijrah di Damaskus. Namun di sumber-sumber rujukan lainnya ditulis pada tahun-tahun 17,18 dan 21 setelah Hijrah. Dan disebagian rujukan sejarah dijelaskan secara terang bahwa ia meninggal karena wabah penyakit yang tersebar kala itu. Berdasarkan pendapat masyhur, ia dikuburkan di pemakaman Bab al-Saghir ,Damaskus. Sebagian mencatat ia dikuburkan di pintu Keisan Dayya dan pintu Arbain Halab. Namun Mazzi memberikan kemungkinan bahwa seseorang yang dikuburkan di Halab adalah Khalid, saudara Bilal. (*)
Sumber: wikishia