BERITAALTERNATIF.COM – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, pelaku bom bunuh diri di Markas Kepolisian Sektor Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kaitan antara pelaku yang bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim dengan kelompok itu terungkap setelah identitasnya diketahui polisi.
“Pelaku terafiliasi JAD Bandung atau JAD Jawa Barat,” kata Listyo di dekat Mapolsek Astanaanyar, Rabu (7/12/2022).
JAD merupakan kelompok teroris yang disebut bertanggung jawab dengan beberapa aksi pengeboman lain, seperti di sejumlah gereja di Surabaya pada 2018. Kelompok ini dianggap terkait dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
Sebelum pengeboman ini, Agus pernah ditangkap karena terlibat bom Cicendo pada Februari 2017. “September atau Oktober 2021 lalu, yang bersangkutan bebas,” sebut Listyo.
Setelah Agus bebas, Listyo menyatakan, setiap kegiatannya terus dipantau polisi. Namun, pada hari ini, Agus melakukan pengeboman bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar dan melukai 10 polisi dan seorang warga. Satu polisi yang terluka parah akibat ledakan ini meninggal dunia.
“Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di LP Nusakambangan. Artinya dalam tanda kutip masuk kelompok masih merah. Maka proses deradikalisasi perlu teknik dan taktik berbeda karena yang bersangkutan masih susah diajak bicara, cenderung menghindar, walaupun sudah melaksanakan aktivitas,” ujar Listyo.
Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Mabes Polri diturunkan ke lokasi terjadinya ledakan diduga akibat bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.
“Penyidik D88 sudah di lokasi Polsek Astana Anyar Bandung, untuk lakukan Investigasi pengumpulan keterangan dan olah TKP,” kata Kabagbanops Densus 88 antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar.
Aswin mengungkapkan, saat ini pihaknya membutuhkan waktu untuk mengumpulkan serpihan-serpihan bekas ledakan tersebut.
Diketahui, terduga pelaku bom bunuh diri dilaporkan sempat memaksa masuk ke dalam Polsek Astanaanyar saat para anggota menggelar apel pagi.
“Memaksa masuk ke lapangan Polsek saat apel pagi,” ujar Ahmad.
Saat berusaha menerobos barisan apel anggota Polsek Astanaanyar, pelaku sambil mengacungkan senjata tajam (sajam).
“Pukul 08.20 WIB Polsek Astana Anyar sedang apel. Satu orang laki-laki masuk ke Polsek mengancungkan senjata tajam, menerobos barisan apel,” tutur Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung kepada wartawan.
Menurut Sipayung, pelaku ternyata juga membawa bom saat melancarkan aksinya, hingga akhirnya meledakkan diri di sekitar anggota.
“Anggota menghindar dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia,” tutur dia. Sementara itu, pelaku meninggal dunia di tempat kejadian perkara.
Polri merilis data sementara korban aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Satu di antaranya meninggal dunia dari anggota polisi.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, total ada sembilan korban terdampak bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
“Update korban peristiwa bom bunuh diri TKP Polsek Astana Anyar dari anggota Polri satu orang meninggal dunia, tiga luka berat, empat luka ringan. Dari masyarakat satu orang luka ringan,” tutur Ahmad.
Senada dengan Divhumas Polri, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyampaikan bahwa satu anggota polisi meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.
“Jadi korban delapan anggota, dan satu meninggal anggota, pelaku meninggal. Tujuh dalam perawatan,” tutur Ibrahim.
Menurut Ibrahim, total ada sembilan orang yang menjadi korban, dengan rincian delapan anggota polisi dan satu merupakan masyarakat sipil.
“Korban sembilan orang dan satu meninggal. Satu pelaku sudah diidentifikasi dan dikembangkan terkait identitas,” kata Ibrahim.
Saat ini, Kantor Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, dikosongkan sementara usai ledakan yang diduga bom bunuh diri di lokasi tersebut.
Pantauan di lokasi, garis polisi tampak dipasang di ruas Jalan Astanaanyar, mulai dari depan Toko Istana Helmet hingga simpang Jalan Terusan Pasirkoja-Astanaanyar.
Garis polisi juga dipasang di belakang Kantor Polsek Astanaanyar, tepatnya di Jalan Pajagalan.
Pagar kantor Polsek Astanaanyar di belakang pun sudah tertutup dan dijaga oleh polisi tak berseragam.
“Iya, ini dikosongkan dulu,” kata seorang anggota polisi yang berjaga.
Sementara itu, warga di sekitar penutupan jalan pun tampak menyaksikan situasi penjagaan Polsek Astanaanyar oleh personel Brimob.
Hingga pukul 10.00 WIB, dua mobil Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri dari Polda Jawa Barat dan sejumlah mobil taktis dari Brimob Polda Jawa Barat pun sudah dikerahkan di lokasi. (*)
Sumber Berita: Kompas dan Liputan6
Sumber Foto: Antara vis Detik