Search
Search
Close this search box.

BRIN Ungkap Fenomena Astronomi 2024

Peneliti BRIN, Farahhati Mumtahana. (Istimewa)
Listen to this article

“Dengan memahami dan mendalami fenomena-fenomena astronomi, kita bisa makin bersyukur. Kita tahu, lebih tahu kalau kita ternyata hanya sebagian kecil, hanya debu-debu antariksa semesta.” (Farahhati Mumtahana)

BERITAALTERNATIF.COM – Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Farahhati Mumtahana menyampaikan dengan rinci fenomena astronomi yang terjadi selama tahun 2024.

Ia menyebutkan, pada tanggal 3 Januari 2024 lalu misalnya, telah terjadi fenomena di mana Bumi mencapai perihelion, yaitu titik terdekat Bumi dengan Matahari.

Advertisements

“Kemudian Bulan Baru terjadi pada 11 Januari dan pada 12 Januari fenomena Merkurius pada elongasi barat maksimum di mana elongasi planet adalah sudut antara Matahari dan Planet dengan Bumi sebagai titik acuan. Ini merupakan waktu terbaik untuk melihat planet Merkurius,” ujar Farahhati, dalam acara BRIEF (BRIN Insight Every Friday) edisi ke 103, Jumat (5/1/2023), dikutip laman brin.go.id.

Farah menambahkan bahwa terdapat beberapa tanggal terjadinya peristiwa Elongasi Barat Maksimum Merkurius, di antaranya pada 9 Mei, 5 September dan 25 Desember. Sedangkan Elongasi Timur Maksimum Merkurius terjadi pada tanggal 24 Maret, 22 Juli dan 16 November.

Sementara itu, kata Farah, di bulan Februari hanya ada fenomena Bulan Baru pada 9 Februari dan Bulan Purnama pada 12 Februari. Selanjutnya di bulan Maret ada Bulan Baru pada 10 Maret dan Bulan Purnama pada 25 Maret. Lalu pada 20 Maret, terdapat fenomena Ekuinoks Maret di mana Matahari akan bersinar tepat di garis khatulistiwa dan jumlah siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. Kemudian planet Merkurius mencapai elongasi timur terbesar pada 24 Maret.

“Untuk mengamati fenomena-fenomena, perlu diperhatikan juga presentasi iluminasi bulan terkait fase bulan. Bulan baru lebih bagus untuk melakukan pengamatan, dibanding saat bulan purnama karena cahayanya terlalu terang, mengalahkan objek langit lainnya,” kata Peneliti Ahli Pertama BRIN tersebut.

Di tahun 2024 ini akan terjadi 3 kali fenomena supermoon yakni di tanggal 18 September, 15 November dan 17 Oktober. Akan ada juga fenomena bluemoon, yaitu purnama ke-4 (fenomena ini ekstra karena biasanya dalam satu musim hanya ada 3 bulan purnama) yang terjadi tanggal 19 Agustus.

“Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” ujar alumni S1 dan S2 Program Studi Astronomi, ITB.

Farah menjelaskan juga peristiwa menarik lainnya yang terjadi tahunan adalah hujan meteor. Hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari.

“Untuk berburu meteor, perlu diperhatikan iluminasi bulan, puncak kejadian, serta rasi bintang di dekat radian,” ungkapnya.

Ia memaparkan, untuk mengamati hujan meteor dapat dilakukan dengan cara mencari tempat yang gelap dan berpandangan luas (tidak ada bangunan tinggi) bisa pegunungan atau pantai. Jika bisa berdiri di bawah radian di belahan manapun maka hujan meteor terlihat lebih banyak.

“Bisa juga dengan memakai tenda jadi sambil camping atau menyiapkan tempat duduk/sofa karena menunggu bisa lama sekali. Dan ketika sekali keluar bisa sangat banyak, tetapi jeda juga lama. Sambil mengobrol dengan teman dan bawa bekal juga akan mengasyikan,” tutur Farahhati.

Terakhir Farah mengingatkan bahwa tidak ada fenomena yang langsung berdampak pada kehidupan manusia. Kalaupun bisa, karena berada dalam lingkungan antariksa dampaknya tidak akan terlalu terasa. Meskipun ada untuk fenomena-fenomena tertentu saja seperti cuaca antariksa.

“Mari kita abadikan salah satu atau beberapa fenomena tersebut dan menjadikannya memori dari pengalaman yang indah, yang mungkin bisa jadi sekali seumur hidup,” tutupnya. (nsa)

 

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA