Search
Search
Close this search box.

Lima Obsesi Hidup Budiman Sudjatmiko

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Nama Budiman Sudjatmiko tak bisa dipisahkan dengan gerakan reformasi mahasiswa pada tahun 1998. Gerakan yang kemudian berhasil menggulingkan Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya itu membuat nama Budiman bersinar di publik Indonesia.

Setelah reformasi, Budiman “berkelana” ke Inggris untuk merampungkan pendidikan yang gagal dituntaskannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dalam buku Anak-Anak Revolusi yang ditulisnya, Budiman berjanji kepada ibunya bahwa suatu saat nanti dia akan menyelesaikan perkuliahannya. Kelak, dia memang berhasil menyelesaikan studi S1 di Universitas London dan S2 di Universitas Cambridge.

Sepulang dari Inggris, Budiman berkecimpung di dunia politik. Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun menjabat selama dua periode (2009-2019) sebagai anggota legislatif dari Dapil Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.

Advertisements

Budiman memiliki lima obsesi dalam hidupnya. Pertama, kebebasan manusia. Konsekuensinya, ia bertekad untuk merebut dan memperjuangkan kebebasan manusia.

“Karena saya orang Indonesia, minimal yang saya prioritaskan kebebasan manusia Indonesia,” sebut Budiman sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari kanal YouTube Kompas.com, Selasa (31/5/2022) siang.

Karena itu pula dia terlibat aktif dalam perjuangan demokrasi pada tahun 1990-an dengan membentuk Partai Rakyat Demokratik (PRD). Akibatnya, dia kemudian dipenjara oleh rezim Soeharto selama 13 tahun.

“Itu bagian dari konsekuensi saya memperjuangkan obsesi saya tentang kebebasan manusia di Indonesia,” ucapnya.

Setelah obsesi tersebut tercapai, yang ditandai dengan penerapan sistem demokrasi di Indonesia, dia pun ingin mengejar dan merealisasikan obsesinya yang kedua, yakni keadilan atau kesetaraan manusia.

Menurutnya, hal itu merupakan ide besar. Tetapi ia mengaku akan menyumbang “sebagian kecil” dari obsesi keadilan bagi manusia.

Ini pula yang mendasarinya mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari PDIP. Ia berusaha memperjuangkan keadilan anggaran lewat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Keberadaan undang-undang ini membuat setiap desa di Indonesia mendapatkan rata-rata Rp 1 miliar per tahun.

“Itu obsesi saya yang kedua. Alhamdulillah tercapai. Dalam pelaksanaannya belum optimal. Tapi secara legal oke, sudah menjadi aturan,” jelasnya.

Ketiga, kemajuan manusia. Setelah mengusahakan kebebasan dan penerapan aturan untuk mendorong keadilan, setiap orang harus maju dengan menemukan cara-cara baru untuk menaklukkan ruang agar segala sesuatu lebih dekat, menundukkan waktu supaya segala sesuatu lebih cepat, serta mengalahkan materi agar segala hal dapat diubah bentuknya sehingga lebih mudah melayani kebutuhan-kebutuhan manusia untuk makan, minum, belajar, dan sebagainya.

“Sehingga kemudian tahun 2018 saya bersama teman-teman mendirikan Inovator Indonesia 4.0 dan pada tahun 2020 saya bersama teman-teman mewujudkan atau membangun sebuah kawasan industri yang berbasis teknologi, yang kita harapkan dari sana akan lahir inovasi-inovasi tadi untuk menaklukkan ruang, waktu, dan rekayasa materi,” urainya.

Di usianya yang ke-52 tahun, Budiman mengaku tengah mewujudkan obsesinya yang ketiga tersebut. Setelah obsesi itu terwujud, ia akan memperjuangkan dua obsesi berikutnya.

“Mudah-mudahan saya cukup umur untuk mewujudkan keduanya,” harap Budiman.

Keempat, hegemoni manusia atas alat. Manusia diharapkan dapat memperalat alat, bukan diperalat oleh alat. Kata dia, semaju apa pun alat, manusia harus tetap menguasai alat.

Kata Budiman, penguasaan terhadap alat merupakan pengejawantahan terhadap konsep Alquran yang menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi.

Kelima, keberlangsungan manusia agar tidak punah sehingga manusia dapat memanusiakan dirinya dan berdaulat atas nasibnya.

“Kami ingin mengontribusikannya lewat Bukit Algoritma. Intinya itu untuk membahagiakan manusia. Jadi, nanti ada episode-episode selanjutnya,” kata Budiman. (*)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA