Search
Search
Close this search box.

Bunga Terung Kaltim Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

Listen to this article

Samarinda, beritaalternatif.com – XR Bunga Terung Kaltim Maulana Yudhistira mengatakan, krisis iklim semakin nyata di Kaltim. Hal ini pun terjadi karena ulah manusia.

Jika dilihat data Rencana Tata Ruang Wilayah yang dirilis Pemerintah Provinsi Kaltim, kata dia, baru sekitar 17,3 persen dari total 12,7 hektare lahan darat Kaltim yang masuk dalam kawasan lindung Pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Sementara 87,7 persen lahan sisanya diberikan kepada perusahaan untuk dikeruk isinya. Adapun jika berkaca dari datanya: luasan konsesi industri tambang batu bara mencapai 5,3 juta hektare dan luas konsesi industri minyak dan gas (migas) mencapai 13,9 juta hektare.

Advertisements

Selain itu, luas perkebunan Kaltim mencapai 3,3 juta hektare; luas Hak Pengusahaan Hutan mencapai 4,3 juta hektare, dan luas Hutan Tanaman Industri mencapai 4,5 juta hektare.

“Jika dikalkulasikan mencapai 31,8 juta hektare. Padahal total luas wilayah Kaltim, jika diukur dari darat hingga 12 mil laut, hanya mencapai 16 juta hektare saja. Loh, bagaimana bisa?” ujarnya, Selasa (17/8/2021).

Menurut dia, hal ini terjadi karena pemberian izin yang tumpang tindih serta tidak mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan dan ruang hidup untuk masyarakat, serta lingkungan hidup. Alih-alih mempersiapkan diri serta menjaga komitmen Paris Climate Accords untuk mengurangi peningkatan suhu bumi agar tidak meningkat 1,5 derajat Celcius.

Ia menyebutkan, merebaknya pemberian izin kepada industri ekstraktif Kaltim justru mempercepat kenaikan suhu bumi itu sendiri. Perjanjian Paris seolah janji manis kepada pihak internasional dari pemerintah Indonesia dan Provinsi Kaltim.

“Setiap kali suhu bumi semakin meningkat, setiap itu juga kita diri kepada kiamat. Tidak lain dan tidak bukan, kita adalah pelaku kiamat itu sendiri,” tegasnya.

Maulana mengatakan, pada tahun ke-76 kemerdekaan ini, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak lain untuk sadar bahwa krisis ekologis itu sangat nyata.

“Kita tidak merdeka seutuhnya saat ancaman kiamat iklim semakin nyata di Kaltim,” ucapnya. (ln)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT