Kukar, beritaalternatif.com – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menghadiri kegiatan Wisuda Tahfiz Alquran Satu Desa Satu Hafiz yang dilaksanakan di Masjid Al Ansor Tenggarong pada Senin (25/10/2021) siang.
Dalam kegiatan bertema “Dengan Wisuda Alquran Kita Bumikan Alquran di Kutai Kartanegara Melalui Etam Mengaji” tersebut, Edi mewisuda 50 hafiz yang terdiri dari 22 santri putri dan 28 santri putra.
Bupati berharap wisuda tahfiz tersebut mendapatkan rida dari Allah SWT. “Atas nama pemerintah daerah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan (kepada seluruh wisudawan),” ucap Edi.
Wisuda kali ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan di Kukar. Program tersebut memang menyebutkan satu hafiz satu desa, namun dalam pelaksanaannya, bisa saja setiap desa memiliki lebih dari satu hafiz Alquran.
“Harapannya 18 kecamatan ini mengirim perwakilan, tapi masih ada kecamatan yang belum mengirim. Begitu saya masuk pun memang informasinya belum tersampaikan ke masyarakat,” katanya.
Bupati pun mengomunikasikan program ini ke kecamatan-kecamatan di Kukar sehingga ke depan mereka berkomitmen akan mengirimkan perwakilannya.
Ke depan ia berharap putra dan putri Kukar yang telah diwisuda untuk aktif di masjid-masjid di desa dan membuka rumah pembelajaran Alquran.
“Sehingga pelaksanaan ibadah di masjid-masjid di Kukar ini bisa tersedia SDM-nya. Kalau berasal dari putra dan putri di desa itu, dia akan menetap selamanya di situ. Tetapi kalau kita ambil dari daerah lain, itu hanya dengan batas tertentu,” jelasnya.
Dia berpesan kepada putra dan putri Kukar yang telah diwisuda agar membuka rumah Alquran sebagai wadah untuk mengajarkan Alquran di desa: bisa di rumah sendiri atau kerja sama dengan takmir masjid dan langgar di desa.
“Tetapi memang mereka punya kewajiban mengajar ngaji di kampungnya. Ini kan kita registrasi. Nanti kita pantau dan supervisi bahwa memang mereka melaksanakan pembelajaran mengaji,” ujarnya.
Edi berharap proses pembelajaran Alquran di desa dimulai di keluarga, kemudian diperluas di desa. Hal ini sebagai respons atas budaya masyarakat Kukar yang lebih banyak belajar Alquran di sekitar rumah mereka.
“Selain itu, ada yang masuk ke pondok-pondok pesantren atau taman Alquran. Saya berharap ada gerakan di lingkungan yang dimotori alumni program satu desa satu hafiz Alquran ini,” pungkasnya. (adv)