Kukar, beritaalternatif.com – Menjelang Musyawarah Kabupaten (Muskab) VII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kutai Kartanegara (Kukar) pada November mendatang, Ketua Badan Perwakilan Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kukar, Jumadil Anwar, berharap proses pemilihan ketua umum Kadin Kukar berjalan lancar.
Ia berpendapat, dari sisi kandidat, ada beberapa anak muda yang cocok untuk memimpin Kadin Kukar ke depan.
“Saya pikir semua orang maupun pengurus berpeluang menjadi ketua Kadin Kukar, tapi yang terpenting ke depan ketuanya harus muda. Kenapa harus muda? Anak-anak muda ini pasti berpikirnya cepat dan energik,” sebut Jumadil kepada beritaalternatif.com baru-baru ini.
Mengenai kriteria ketua Kadin yang harus muda dan energik, kata dia, merupakan prasyarat agar ia mampu menatap gerbong Ibu Kota Negara (IKN) supaya organisasi tersebut tidak menjadi penonton di rumah sendiri.
“Kandidat seperti Bang Kamal Harpa, Ibu Fitri, dan Bang Aulia Rahman itu saya kira bagus semua, yang terpenting semangat untuk membesarkan Kadin itu tumbuh di dirinya selama lima tahun tersebut untuk membina dan menjadikan Kadin yang lebih baik dalam menatap IKN,” tuturnya.
Ia membeberkan, banyak ruang bisnis yang sebenarnya bisa digarap Kadin Kukar dengan menjadi mitra strategis dalam pembangunan IKN, seperti di bidang pertanian, perikanan, infrastruktur, pelabuhan, dan lain-lain.
“Banyak sekali ruang-ruang yang bisa kita olah. Ini tentunya perlu anak muda yang memiliki pemahaman dan akses ke situ, sehingga Kadin lima tahun yang akan datang tidak lagi hanya sekadar organisasi yang menjalankan rutinitas saja tanpa mempunyai progres yang lebih positif,” ucapnya.
Jumadil juga menyesalkan pekerjaan-pekerjaan seperti land clearing dan irigasi di IKN yang banyak dikerjakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa melibatkan pengusaha lokal. Dia pun mempertanyakan alasan pekerjaan seperti itu tidak diambil alih oleh pengusaha-pengusaha lokal.
“Ini kan salah satu Pekerjaan Rumah (PR) bagi ketua Kadin berikutnya, supaya bisa ditangkap peluang itu. Jangan sampai kita pengusaha tidak bisa menerjemahkan atau mendapatkan itu,” pungkasnya. (*)
Penulis: Arif Rahmansyah