Kukar, beritaalternatif.com – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menemukan satu kelompok pemuda yang menginisiasi gerakan menghafal Alquran di Kukar.
Di sisi lain, di suatu masjid ada kenyataan bahwa satu orang merangkap sebagai muazin dan imam. Hal ini terjadi karena sebagian masjid di Kukar menghadapi kekurangan SDM yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam bidang keagamaan.
Kenyataan ini pula yang mendorongnya untuk mencetuskan program satu desa satu hafiz Alquran. Program tersebut muncul setelah Edi melakukan silaturahmi dengan para kiai, ustaz, dan tokoh masyarakat.
“Saya ketemu dengan pengurus Muhammadiyah. Saya diskusi agar kondisi ini bisa kita atasi,” ungkap Edi di Masjid Al Ansor Tenggarong pada Senin (25/10/2021) siang.
Program ini pun ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Daerah Kukar. Program yang dicetuskannya berbasis pada penyediaan SDM untuk masjid di desa.
“Sehingga pada saat itu muncullah program satu desa satu hafiz Alquran. Jadi, memang tantangannya begitu besar. Ada perbedaan-perbedaan dalam perencanaannya,” jelas dia.
Meski begitu, Edi tetap menetapkan program tersebut dalam Rencana Pembangunan Daerah Kukar. Kemudian ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda).
“Itulah kilas balik dan cikal bakal program satu desa satu hafiz Alquran. Dengan kondisi itulah mulai berjalan program ini. Terus terang memang mengimplementasikannya tidak mudah,” bebernya.
Di Pemkab Kukar pun terjadi perbedaan pendapat dalam perencanaan dan pembiayaan atas program tersebut. Namun, Edi menegaskan, program ini harus berjalan meski pihaknya harus menghadapi berbagai tantangan.
“Karena ini sudah tekad. Meskipun harus menghadapi situasi dan kondisi di Kutai Kartanegara. Alhamdulillah ini sudah tahun kedua berjalan,” ungkapnya.
Tantangan lainnya, tak semua kecamatan mengirim perwakilannya sebagai hafiz Alquran. Edi pun mengaku telah membangun komunikasi dengan camat dan kepala desa yang belum mengirimkan perwakilannya.
“Karena memang yang saya cermati tidak ada kepedulian camat dan jajarannya terhadap program keagamaan ini. Mereka masih sangat happy dengan urusan dunia,” katanya.
Hal ini telah dievaluasinya, sehingga program keagamaan yang dicetusnya dapat berjalan secara berkesinambungan di Kukar. Pemkab Kukar juga telah berusaha menyiapkan anggaran untuk para hafiz Alquran, dari akomodasi, konsumsi, hingga penyediaan pakaian.
“Kita berikan juga insentif untuk anak-anak kita yang mengikuti program ini. Artinya, ini langkah kita agar anak-anak kita ini tidak memikirkan yang lain lagi. Hanya memikirkan belajar,” sebut Edi. (adv/ln)