BERITAALTERNATIF.COM – Musim kemarau panjang yang terjadi satu bulan terakhir berdampak pada menurunnya produktivitas petani semangka di Kukar.
Tejo, salah seorang petani semangka di Bukit Lontar Desa Margahayu mengaku produktivitas buah semangka yang ia panen menurun drastis.
Biasanya, kata dia lahan seluas setengah hektar bisa menghasilkan 5 sampai 6 ton buah semangka dalam satu kali panen.
Sebelumnya, ia bahkan memanen sebanyak tiga kali dalam satu kali tanam dengan rata-rata berat sekitar 7 kg per buah semangka.
“Sekarang hanya sekali panen dan hasilnya cuma sedikit dengan bobot 3 kg per buah,” ungkap Tejo, Rabu (16/8/2023).
Selain mengalami penurunan hasil panen, ia juga mengaku kesulitan dalam menjual semangka yang dipanen, soalnya, para pembeli biasanya membeli semangka yang berukuran besar.
Ia juga menyebut, semangka yang biasanya dijual dengan harga Rp 5 ribu per kg, kini hanya dijual dengan harga Rp 3 ribu kepada masyarakat sekitar.
“Terbilang rugi sih, karena tidak sesuai dengan modal yang sudah saya keluarkan,” ucapnya.
“Awal saya tanam belum musim kemarau. Musim kemarau pas buahnya mulai membesar, jadi tidak maksimal ukurannya,” tambah Tejo.
Untuk mengantisipasi gagal panen, ia mengaku para petani di desa tersebut, sudah membuat kolam penampungan air hujan. Akibat cuaca panas ekstrem sehingga air yang ditampung belum memenuhi kebutuhan para petani.
Ia berharap, dengan kondisi yang merugikan masyarakat terutama petani semangka tersebut, Pemkab Kukar dapat memberikan solusi agar para petani bisa menanam tanpa takut kekurangan air.
“Semoga ada solusi untuk menangani musim kemarau yang akan datang selanjutnya,” tutupnya. (ilh/rh)