Oleh: Dr. Muhsin Labib
Dakwah secara perbahasaan (yang diserap dari kata Arab دعا يدعو دعوة) berarti ajakan, undangan dan panggilan. Dakwah secara peristilahan (terminologi agama Islam) adalah ajakan kepada sesuatu yang dianggap oleh pendakwah sebagai benar dan baik, berupa pandangan maupun sikap.
Berdakwah sering kali dipahami sebagai mengajak orang atau sekelompok orang agar menerima pandangan (yang dianggap oleh pengajak atau pendakwah sebagai yang benar atau kebenaran.) Padahal berdakwah bisa juga berarti mengajak orang untuk menerima penganut lain, bukan anutannya.
Mengajak orang lain menerima mazhab yang dianut tak selalu didorong oleh rasa berbagi info dan pandangan yang dianggap lebih valid. Kadang itu hanyalah keusilan yang terdorong oleh kehendak menguasai objek dan menikmati rasa unggul atas yang diajak bila menerimanya. Yang lebih realistis dan etis adalah mengajak orang lain menerima fakta keberadaan penganut mazhab lain tanpa rencana mengubah mazhabnya.
Bila kehendak dominasi menjadi motif dakwah, tak hanya berpahala, tapi bisa berdosa. Yang pasti berdosa adalah mengintimidasi orang lain dengan alasan berdakwah, karena dia justru memperburuk citra keyakinan yang dianutnya hingga terkesan murahan seolah kejar omset. Dan menanamkan kebencian kepada orang yang diajak bila tak menerima ajakannya.
Bila tendensi menyampaikan dakwah atau memberi nasihat atau menyebarkan kutipan kebijakan adalah memberi pesan samar kepada penerima bahwa dia telah melaksanakannya, maka itu adalah kesombongan.
Bila tendensi menyampaikan dakwah atau memberi nasihat atau menyebarkan kutipan kebijakan adalah memberi pesan samar kepada penerima bahwa dia melaksanakannya, pada faktanya hal tidak demikian, maka itu adalah kebohongan.
Yang lebih ironis, adalah mendakwahkan pandangan politik yang semuanya relatif, dinamis dan tak bebas rekayasa demi mendukung seseorang sebagai Capres yang pada kenyataannya biasa saja bila tak didukung oleh para marketer konten video.
Dengan kata lain, mengajaknya menerima Anda sebagai penganut agama atau mazhab yang tak dianutnya lebih pas di tengah masyarakat majemuk daripada mengajaknya menerima anutan Anda berupa agama atau mazhab. (*Cendekiawan Muslim)