BERITAALTERNATIF.COM – Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai produk kosmetik yang dijual Dermastell Tenggarong telah merambah pasar nasional, sehingga pemiliknya mampu menghasilkan omzet bulanan lebih dari Rp 100 juta.
Owner Dermastell, Fitria Paputungan mengawali bisnis di bidang kecantikan tersebut pada tahun 2017. Ia membangunnya bersama suaminya, Hikmathul Fajri.
Semula, brand kosmetik yang dikembangkan Fitri dan Hikmah disangka berasal dari luar Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“Padahal, kami yang punya. Ini kami bangun di Tenggarong,” ungkap Fitri kepada awak media di Tenggarong, Rabu (8/2/2023).
Fitri mengawali bisnis ini karena merasa iri dengan suaminya yang lebih putih darinya. “Itulah motivasinya,” ungkap dia.
Perempuan berlatar belakang bidan ini mengawali bisnis tersebut karena suaminya tak mengizinkannya untuk bekerja. Ia pun berinisiatif membangun usaha di bidang kecantikan ini dari rumahnya yang berlokasi di Tenggarong.
“Karena enggak diizinkan kerja, jadi mikirlah bagaimana supaya aku ada kegiatan,” bebernya.
Fitri kemudian mendapatkan inspirasi untuk menjalankan bisnis kecantikan. Ia memulainya dengan mengikuti kursus di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Kata dia, untuk menjual berbagai produk kosmetik, seseorang tak bisa melakoninya hanya bermodalkan kemampuan bisnis demi meraih keuntungan.
Karena itu, ia harus mendapatkan bekal yang cukup melalui kursus selama sepekan. “Ada dokternya yang kasih resep, baru kita jual,” jelasnya.
Sebelum menjual produk-produk kosmetik dan skincare, ia mendapatkan bekal dari pembimbingnya dalam meracik berbagai produk kecantikan tersebut sehingga aman digunakan konsumen.
Ia memulainya dengan meracik skincare untuk dirinya sendiri. “Setelah aku rasa aman, barulah aku racik untuk dijual,” katanya.
Di awal pembentukannya, produk kosmetik dengan brand Dermastell hanya dijual dalam skala kecil. Fitri memulainya dengan menjual handbody.
Permintaan kian bertambah karena para konsumen melihat perubahan bentuk kulit Fitri yang kian putih setelah menggunakan produk skincare tersebut.
“Aku buktikan dulu sendiri. Nah, akhirnya teman-temanku tahu, barulah aku jual ke teman-teman bidan aku. Mulai dari situ, banyak yang tahu. Jadi, mulailah aku pasarkan lewat Instagram,” ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang dijalankan sepasang suami istri ini mendapatkan banyak permintaan dari konsumen.
Fitri dan Hikma pun mengurus izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Hak Kekayaan Intelektual (Haki). “Hakinya lolos. BPOM-nya juga sudah lolos. Halalnya juga sudah lolos,” terangnya.
Miliki 173 Reseller
Fitri mengungkapnya, brand Dermastell telah memiliki 173 reseller di seluruh Indonesia. Mereka tersebar di semua provinsi di Tanah Air.
“Itu yang terdaftar di aku. Ada manajemennya. Pusatnya ya di Tenggarong ini,” katanya.
Pengiriman produk kosmetik itu pun dilakukan dari Tenggarong. Namun, untuk menghindari ongkos pengiriman yang terlampau tinggi, Fitri mengaku mengirim sebagian pesanan konsumen setelah diproduksi dan diracik di pabrik.
“Karena kan kalau dari Kalimantan ini ongkos kirimnya mahal betul. Dua kali lipat dibandingkan dari Jawa. Terus, kalau mau kargo, bisa dua minggu sampai satu bulan,” bebernya.
“Makanya dari pabrik aku langsung sebar ke reseller-reseller di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Proses produksi produk-produk skincare Dermastell dilakukan di empat pabrik yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya.
Saat ini, ia menjual berbagai produk kecantikan seperti handbody, skincare, minuman kolagen, produk-produk untuk kesehatan rambut, dan lainnya.
Semula, kosmetik yang dijual Dermastell menyasar konsumen-konsumen perempuan. Namun, kini kosmetik telah banyak pula digunakan kaum Adam.
“Dulunya sasar perempuan karena perempuan itu lebih konsumtif. Entah itu dari pakaian, aksesoris, apalagi kayak perawatan-perawatan,” jelas Hikmah.
Kata dia, saat ini kosmetik ibarat kebutuhan primer bagi berbagai kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. “Karena semua orang butuh perawatan,” ucapnya.
Fitri mendapatkan bantuan dari berbagai kalangan untuk mempopulerkan produk-produk kecantikan yang dijual Dermastell, di antaranya promosi dari Ayu Ting-Ting, Nia Ramadhani, dan artis-artis ternama lainnya.
“Banyak orang yang kaget. Mereka kira skincare ini dari luar Kaltim. Padahal, asalnya dari Tenggarong,” ungkanya.
Kosmetik yang dijual Dermastell umumnya digunakan oleh para konsumen di Pulau Jawa. Namun, setelah Fitri dan Hikma membuka toko (store) di Jalan Kartini Tenggarong pada Agustus 2022, para peminat produk Dermastell dari Kukar pun kian bertambah dari hari ke hari.
“Sekarang store-nya di Kartini. Bekas J&T dulu. Berseberangan dengan Masjid Agung,” bebernya.
Jaga Kualitas Produk
Fitri mengaku saat ini Dermastell menghadapi banyak tantangan dalam menjual produk-produk kecantikan. Pasalnya, para penjual kosmetik bermunculan bagaikan cendawan di musim hujan.
“Awal aku jual tahun 2017 kayak jual kacang goreng. Banyak betul yang beli. Sekarang, skincare di Samarinda bahkan sudah puluhan yang jual. Jadi, tantangannya semakin banyak saingan,” katanya.
Para penjual kosmetik yang tak terjamin kesehatannya pun bermunculan di Indonesia. “Banyak yang abal-abal,” ucapnya.
Meski begitu, Dermastell tetap berkembang pesat di tengah berbagai tantangan tersebut. Alasannya, kata Fitri, pihaknya mengedepankan kualitas produk.
“Sekarang kan banyak yang sembarang bikin. Istilahnya yang penting bisa jualan. Yang penting punya merek,” ujarnya.
Fitri dan Hikmah membangun bisnis kosmetik tersebut dengan mengedepankan kepercayaan dari para pelanggan. Mereka berusaha mengikat dan memanjakan setiap konsumen dengan membentuk kepercayaan agar terus memakai produk Dermastell.
Salah satu caranya, setelah memproduksi massal kosmetik, tim Dermastell akan terlebih dahulu membuat enam sampel sebagai bahan percobaan.
“Kadang kalau kita mau buat produk itu, selesai sampelnya bisa sampai enam bulan, supaya kualitasnya bagus,” ucapnya.
Keunggulan Produk Dermastell
Produk kecantikan yang dijual Dermastell memiliki keunggulan tersendiri. Umumnya, kosmetik yang dijajakan di pasar, saat seseorang memakainya, kulitnya akan seketika berubah menjadi putih dan cerah.
Namun, setelah disiram dengan air, kulit pemakainya akan kembali seperti sedia kala. Hal ini terjadi karena komposisi produk kecantikan tersebut berkualitas rendah.
“Mereka sembarang bikin. Yang penting harganya murah,” ungkapnya.
Sementara pengguna produk-produk kosmetik yang dipasarkan Dermastell membutuhkan waktu selama beberapa hari untuk menghasilkan kulit yang cerah dan putih.
“Dia enggak langsung putih. Tapi, langsung menyerap di kulit. Hasilnya lumayan cepat karena kita pakai bahan-bahan yang mahal dibandingkan dengan yang lain,” ujarnya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin