Search
Search
Close this search box.

Di Balik Gejolak Perpecahan di Israel

Perpecahan di Israel
Gejolak demonstrasi di Israel. (Islam Times)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Perpecahan internal di dalam Zionis Israel kembali terjadi di mana ratusan anggota keluarga warga Zionis Israel yang terbunuh pada tanggal 7 Oktober meluncurkan petisi yang menuntut pemilihan umum dini.

Sebuah petisi bertajuk “Seruan Keluarga 7 Oktober untuk Pemilihan Umum,” yang diprakarsai oleh 310 anggota keluarga warga Israel yang terbunuh pada tanggal 7 Oktober, menekankan bahwa hanya pemerintah terpilih dengan mandat luas yang dapat membawa kita ke jalur baru.

Menanggapi Netanyahu, salah satu anggota keluarga seorang Zionis Israel yang terbunuh pada tanggal 7 Oktober berkata, “Siapa pun yang memimpin negara harus bertanggung jawab. Kegagalan ini juga bisa dicegah. Pemerintah dan pemimpinnya perlu diganti. Mereka yang gagal tidak dapat memperbaikinya.”

Advertisements

Hal ini terjadi tak lama setelah puluhan warga Zionis Israel, termasuk keluarga para tawanan Zionis Israel, melakukan protes pada Sabtu lalu di luar kediaman Perdana Menteri Zionis Israel di Qisarya, dan mendesaknya untuk tidak “melewatkan kesempatan” dalam memulangkan para tawanan.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Channel 13 Zionis Israel menyoroti preferensi kepemimpinan rezim Israel saat ini, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya sedang mencapai titik terendah pada saat perang.

Survei tersebut, yang dilakukan terhadap beragam pemukim Zionis Israel, menunjukkan bahwa jika pemilu diadakan hari ini, mantan kepala staf pasukan pendudukan Zionis Israel Gadi Eisenkot akan memperoleh 45 persen suara, sementara Netanyahu tertinggal dengan 32 persen.

Dalam pertarungan hipotetis antara pemimpin oposisi Benny Gantz dan Netanyahu, Gantz memimpin dengan 48 persen suara, meninggalkan Netanyahu dengan 30 persen.

Demikian pula, jika persaingan terjadi antara mantan Perdana Menteri Yair Lapid dan Netanyahu, Lapid akan memperoleh 36 persen suara dibandingkan dengan Netanyahu yang memperoleh 41 persen.

Ketika ditanya tentang motivasi di balik keputusan Netanyahu selama masa perang, 53 persen responden percaya bahwa motif dan masalah pribadilah yang memandu tindakannya, sementara 33 persen berpendapat bahwa kepentingan pendudukan Israel adalah kekuatan pendorong di balik proses pengambilan keputusannya.

Survei tersebut menyelidiki opini publik mengenai potensi kesepakatan perdamaian yang melibatkan penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan. Hasilnya menunjukkan bahwa 35 persen responden mendukung kesepakatan tersebut, sementara 46 persen menentangnya. Sebanyak 19 persen masih ragu-ragu mengenai masalah ini. (it/r/nsa)

Sumber: Islam Times

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA