BERITAALTERNATIF.COM – Pakar masalah Arab di harian Haaretz, Zvi Bar’el mengakui keberhasilan diplomatik Iran bersamaan dengan krisis di Israel dan kegagalan Rezim Zionis dalam menciptakan “aliansi Arab anti-Iran”.
“Tel Aviv telah dikejutkan oleh Saudi dengan keputusannya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran. Dengan demikian, fondasi-fondasi aliansi Arab anti-Iran telah runtuh,” tulis Bar’el, dilansir al-Alam.
Kata dia, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz pada pekan lalu mengundang Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk berkunjung ke negaranya. Diprediksi bahwa Kedubes-Kedubes akan dibuka kembali dalam beberapa pekan ke depan.
“UEA juga memiliki Kedubes di Teheran. Bahrain dengan bantuan Oman pun telah melakukan perundingan untuk memulai kembali hubungan (dengan Iran). Iran juga sedang melakukan investasi untuk menjalin hubungan dengan Mesir,” lanjut Bar’el.
Pengakuan kubu Zionis akan keberhasilan strategi “diplomasi tetangga”, yang dijalankan Iran dengan para saudara-saudara Arabnya, secara jelas menyiratkan kegagalan Israel.
Di lain pihak, “diplomasi intimidasi dan tekanan” yang dipraktikkan AS terhadap sebagian rezim Arab di Kawasan untuk menggiring mereka menuju normalisasi hubungan dengan Israel juga telah gagal.
Rezim Zionis, yang menyangka bahwa normalisasi hubungannya dengan Saudi sudah terwujud dan yang tersisa hanya masalah “waktu” saja, tiba-tiba dihadapkan dengan perkembangan mencengangkan di Kawasan dan sadar bahwa ia keliru.
Negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, sekarang bisa melihat dengan mata kepala sendiri bahwa semua janji Trump dan Netanyahu kepada mereka tak lebih dari fatamorgana.
Saat ini, Netanyahu memimpin Kabinet paling berbahaya, radikal, dan rasis di dunia. Kabinet ini terdiri dari para teroris kriminalis, yang tiap hari secara terbuka menyerukan pengusiran atau pembunuhan warga Arab Palestina.
Mereka bukan hanya tidak mengakui bangsa bernama Palestina, tapi juga tidak mengakui sebuah negara bernama Yordania. Padahal, normalisasi Tel Aviv dengan Amman sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Negara-negara Arab sekitar Teluk Persia sadar bahwa tujuan Israel dari normalisasi adalah menjadikan mereka sebagai perisai Tel Aviv jika Rezim Zionis menyerang Iran.
Diplomasi aktif antara Iran dan para tetangganya membuktikan bahwa negara-negara di Kawasan menyadari tidak ada jalan selain dialog untuk mengatasi masalah. Dengan demikian, Israel tidak lagi bisa menyalahgunakan problem-problem Kawasan demi kepentingannya.
Di lain sisi, kemunculan problem dalam hubungan antarnegara adalah hal lumrah. Hal ini terjadi dalam hubungan negara-negara di Asia Barat.
Lawatan Menlu Qatar ke Iran pada Selasa dan pertemuannya dengan Menlu dan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran hanyalah salah satu aspek dari gerakan diplomatik Iran.
Ali Shamkhani dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa perluasan kerja sama di semua bidang dengan negara-negara tetangga adalah prioritas utama Iran dalam hubungan luar negeri.
Menurutnya, dalam koridor “strategi diplomasi tetangga” dengan saudara-saudara Arab, Iran tidak mengenal batasan apa pun. (*)
Sumber: Poros Perlawanan