Kukar, beritaalternatif.com – Para pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah kesulitan mendapatkan induk yang berkualitas.
Hal ini dikeluhkan Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Tambak Rejo, Teguh Joko Imam Santoso.
Joko mengaku bahwa selama ini benih ikan air tawar berasal dari induk yang dipelihara secara mandiri oleh para pembudidaya ikan di Ponoragan. Ada pula induk ikan air tawar yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Loa Kulu, Kukar.
Kata dia, penggunaan induk lokal memiliki sejumlah kekurangan. Setelah dua atau tiga kali dijadikan induk untuk menghasilkan benih, maka produktivitasnya akan kian menurun. Ukuran benih yang dihasilkannya juga tak berkembang secara merata.
Joko mengusulkan agar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar memaksimalkan peran dan fungsi Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Perjiwa dan Kecamatan Sebulu untuk mengembangkan serta menyediakan induk ikan air tawar.
“Sebenarnya itu yang kita harapkan supaya bisa membuat calon induk. Selama ini memang tidak ada di situ. Adanya hanya induk patin,” ungkap Joko.
Menanggapi hal ini, Kepala DKP Kukar, Muslik mengatakan, peremajaan induk ikan air tawar memang sudah waktunya dilakukan di berbagai wilayah yang digunakan untuk pembudidayaan ikan di Kukar. Karena itu, pihaknya akan memfasilitasi para pembudidaya ikan untuk menghasilkan induk yang unggul dan berkualitas.
Dia membenarkan bahwa penggunaan induk yang tidak unggul akan menurunkan produktivitas ikan dalam menghasilkan benih. Pasalnya, benih yang unggul lahir dari induk yang unggul pula.
Selain itu, benih yang unggul berpengaruh terhadap efisien pakan dan profit yang akan didapatkan para pembudidaya ikan air tawar. Penggunaan induk yang unggul juga dilakukan untuk menghindari perkawinan sedarah (inbreeding).
“Kita berharap benih yang dijual itu yang unggul, yang tahan penyakit dan cepat bertumbuh, supaya juga cepat menguntungkan,” ucap Muslik kepada beritaalternatif.com, Rabu (9/2/2022) pagi.
Dia mengatakan, DKP Kukar akan memaksimalkan fungsi BBI dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang. Ke depan BBI dan UPR diharapkan dapat menghasilkan benih mandiri.
Muslik mengakui bahwa selama ini benih unggul yang digunakan sebagian pembudidaya ikan air tawar di sejumlah kecamatan di Kukar acap didatangkan dari balai yang telah tersertifikasi.
Ke depan, lanjut dia, usaha menghasilkan benih mandiri di Kukar akan terlebih dahulu dilakukan dengan cara memenuhi berbagai syarat untuk menghasilkan induk yang unggul dan berkualitas.
“Tentunya sarana dan induknya harus disertifikasi,” ujarnya. (*)
Penulis: Arif Rahmansyah