Search
Search
Close this search box.

Dua Hal Menakutkan bagi Indonesia di Balik Akuisisi Saham Freeport

Listen to this article

Jakarta, beritaalternatif.com – Presiden Jokowi mengungkapkan banyak menerima cerita yang menakutkan sebelum mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Salah satunya Papua akan lepas dari Indonesia.

“Dulu pas mau ambil Freeport, mayoritas informasi yang saya terima menakutkan. Nanti Papua goncang, Papua akan lepas,” ungkap Jokowi dalam Acara Puncak HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia, Selasa (22/12/2021).

Tak hanya itu, Jokowi juga mendapatkan cerita bahwa Amerika Serikat (AS) akan marah jika Indonesia mengakuisisi PTFI. Hal itu bahkan membuat anak buahnya ragu untuk mengambil alih sebagian besar saham PTFI.

Advertisements

“Tiga tahun kerja ini dan menteri maju mundur maju mundur maju,” imbuh Jokowi.

Lantas, ia membuktikan bahwa tak ada masalah krusial setelah RI berhasil mencaplok saham PTFI. Terlebih, pemerintah sebenarnya tak mengeluarkan uang sepeser pun saat mengakuisisi perusahaan itu.

“Karena ini sudah 41 tahun Freeport itu, dan ternyata tidak ada apa-apa, padahal kita beli tidak pakai uang juga, beli Freeport bukan pakai APBN, BUMN juga bukan,” terang Jokowi.

Kini, Indonesia sudah resmi memegang 51,23 persen saham PTFI. Sebagai pihak mayoritas, pemerintah berhak untuk mengatur bisnis PTFI khususnya memerintahkan perusahaan untuk segera membangun smelter.

“Dulu bikin smelter berpuluh-puluh tahun geleng-geleng terus, kita sekarang sudah 51 persen, saya perintah bikin smelter, di Gresik langsung dimulai karena pemilik kita sekarang,” jelas Jokowi.

Sebagai informasi, RI berhasil mengakuisisi sebagian besar saham PTFI pada akhir 2018 lalu. Akuisisi dilakukan melalui PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

Hal itu menjadi momen bersejarah sejak PTFI pertama kali beroperasi di Indonesia pada 1973 silam. Selama bertahun-tahun, Indonesia hanya mengempit saham PTFI sebesar 9,36 persen. (cnnindonesia)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA