Jakarta, beritaalternatif.com – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, isu pandemi Covid-19 yang diproyeksi menjadi endemi pada 2022 mendatang menimbulkan ketidakpastian tinggi pada sektor ekonomi.
“Misalnya pariwisata, hotel, restoran, rumah makan, itu kan akan berubah (pola bisnisnya),” ungkap Tauhid dalam Webinar Kupas Tuntas Postur RAPBN 2022, Jumat (20/8/2021).
Sebagai pengingat, endemi adalah penyakit yang menyerang lingkup lebih kecil dibanding pandemi, misalnya satu negara saja, wilayah, atau benua.
Menurut Tauhid, jika benar pandemi Covid-19 akan menjadi endemi di Indonesia tahun depan, ekonomi tak akan kembali seperti sebelumnya.
“Hal ini akhirnya membuat pemerintah cukup gamang dalam merumuskan angka pertumbuhan ekonomi,” kata Tauhid.
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen hingga 5,5 persen dalam RAPBN 2022. Angka ini lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021, yakni 5 persen.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan sejumlah langkah penyesuaian jika pandemi Covid-19 menjadi endemi. Persiapan dilakukan sesuai dengan pandangan sejumlah ilmuwan.
“Kami mungkin melihat 2022 adalah suatu masa di mana pandemi akan menjadi endemi. Jadi, sekarang disiapkan langkah-langkah bagaimana Indonesia melakukan adjustment terhadap pandemi menjadi endemi,” ungkap Sri Mulyani.
Ia menyatakan, pemerintah akan selalu merespons perkembangan yang terjadi secara cepat. Pemerintah, sambung Sri Mulyani, juga akan melihat pandangan dari sejumlah ilmuwan, fakta, dan data yang ada.
“Karena Pak Presiden menyampaikan, kami akan terus melakukan respons kebijakan berdasarkan data dan fakta,” ujar Sri Mulyani.
Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah dengan memastikan ketersediaan pasokan vaksin Covid-19 di Tanah Air. Selain itu, protokol kesehatan juga dijalankan dengan ketat. (cnn/ln)