Beritaalternatif.com – Sejak 2019 hingga saat ini, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024 tak mengalami perubahan berarti.
Tiga nama tersebut merupakan tokoh-tokoh yang bertengger di tiga besar survei Indikator Politik Indonesia. Sementara nama-nama bakal calon presiden lainnya masih menempati posisi menengah ke bawah.
“Apakah mungkin ada calon kuat selain Prabowo, Ganjar, dan Anies? Kalau dari sisi survei kami, itu tidak mudah. Apalagi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun,” ucap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari kanal YouTube CNN Indonesia, Sabtu (21/5/2022) siang.
“Apalagi popularitas nama-nama yang lain juga sudah cukup lumayan. Ada Ridwan Kamil dan Khofifah. Itu nama-nama yang popularitasnya di atas 70 persen. Tetapi elektabilitasnya masih di bawah 10 persen,” lanjutnya.
Apabila tidak ada tsunami politik, maka perubahan peringkat tiga teratas, yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies, kemungkinan tidak akan mengalami perubahan hingga 2024.
Tokoh yang dikenal publik, tetapi elektabilitasnya di bawah 5 persen, hal itu justru menunjukkan bahwa sikap pemilih Indonesia tak mudah berubah.
Kata Burhan, tokoh yang terkenal hanya memiliki ruang untuk meningkatkan elektabilitasnya dari pengenalan publik terhadap tokoh tersebut.
“Banyak nama yang sudah dikenal publik, tetapi elektabilitasnya masih kecil. Pertanyaannya, kenapa? Saya menduga nama-nama tadi, seperti Ridwan Kamil, popularitasnya 70 persen, tetapi elektabilitasnya sekitar 3 persen, karena Ridwal Kamil menjadi kepala daerah di wilayah yang diperebutkan nama besar,” urainya.
Prabowo, Ganjar, dan Anies memiliki elektabilitas yang cukup tinggi di Jawa Barat. Hal ini mengakibatkan elektabilitas Ridwan sebagai Gubernur Jawa Barat sulit untuk meningkat dibandingkan tiga nama tersebut.
Sementara Gubernur Jawa Timur, Khofifah, memiliki tingkat pengenalan yang relatif tinggi di publik Indonesia. Namun, ia diposisikan sebagai bakal calon wakil presiden.
Burhan menyebutkan, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Salahuddin Uno, dan Ridwan Kamil tren elektabilitasnya turun sebagai calon presiden. Namun, ketika disimulasikan sebagai calon wakil presiden, mereka tergolong disukai oleh masyarakat.
“Mas Sandi misalnya, nomor satu sebagai calon wakil presiden pilihan publik. Jadi, ada orang yang lagi-lagi hanya positioning-nya di mata publik sebagai orang nomor dua,” sebutnya.
“Orang yang positioning-nya pas sebagai calon presiden, sejauh ini baru mengerucut ke tiga nama (Prabowo, Ganjar, dan Anies),” terang Burhan. (*)