Search
Search
Close this search box.

Barat dalam Pandangan Presiden Rusia Vladimir Putin (2)

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Negara-negara Barat telah mengatakan selama berabad-abad bahwa mereka membawa kebebasan dan demokrasi kepada orang lain. Kenyataannya semuanya justru sebaliknya: dengan dalih demokrasi yang terjadi adalah penindasan dan eksploitasi; bukannya kebebasan yang didapat melainkan perbudakan dan kekerasan. Seluruh tatanan dunia unipolar secara inheren anti-demokrasi dan tidak bebas, penuh tipu daya dan kemunafikan.

Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di dunia yang telah menggunakan senjata nuklirnya sebanyak dua kali, menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Padahal, mereka jugalah yang membuat preseden.

Izinkan juga untuk saya mengingatkan kepada Anda bahwa Amerika Serikat, bersama dengan Inggris selama Perang Dunia II, telah mengubah Kota Dresden, Hamburg, Cologne, dan banyak kota Jerman lainnya menjadi reruntuhan. Dan ini dilakukan secara demonstratif tanpa adanya keperluan militer. Saya ulangi lagi: tanpa keperluan militer mendesak. Hanya ada satu tujuan: seperti kasus bom nuklir di Jepang, untuk mengintimidasi, juga mengintimidasi negara kita dan seluruh dunia.

Advertisements

Amerika Serikat meninggalkan bekas yang mengerikan pada ingatan rakyat Korea dan Vietnam dengan pengeboman “karpet” barbar, penggunaan napalm dan senjata kimia.

Hingga saat ini, mereka justru menduduki Jerman, Jepang, Republik Korea dan negara-negara lain, di saat yang sama secara sinis menyebut mereka sebagai sekutu yang setara.

Coba, saya ingin mengetahui aliansi macam apa ini? Seluruh dunia tahu bahwa para pemimpin negara-negara tersebut selalu diawasi, orang-orang pertama dari negara-negara ini dipasangi alat penyadap tidak hanya di kantor, tetapi juga di tempat tinggal.

Ini benar-benar memalukan. Memalukan bagi mereka yang melakukan hal ini dan bagi mereka yang diperlakukan bagaikan budak, diam dan tanpa perlawanan menerima perlakuan ini.

Perintah dan teriakan kasar dengan penghinaan kepada pengikut mereka yang dinamakan solidaritas Euro-Atlantik, mengembangkan senjata biologis, melakukan eksperimen pada orang-orang hidup, termasuk di Ukraina dianggap penelitian medis yang mulia.

Justru dengan kebijakan destruktif, perang, dan penjarahan, merekalah yang memprovokasi gelombang besar arus migrasi saat ini. Jutaan orang menderita akibat perampasan, pelecehan, ribuan jiwa gugur, berusaha untuk sampai ke Eropa.

Sekarang mereka mengekspor roti dari Ukraina. Ke mana itu dikirim? Dalih mereka adalah “menyediakan ketahanan pangan untuk negara-negara termiskin di dunia”? Ke mana perginya? Semuanya pergi ke negara-negara Eropa yang itu-itu juga. Dari sana, hanya lima persen yang dikirim ke negara-negara termiskin di dunia. Lagi-lagi penipuan dan dilakukan secara langsung.

Elite Amerika, pada kenyataannya, menggunakan tragedi orang-orang ini untuk melemahkan pesaing mereka, untuk menghancurkan negara-negara kebangsaan. Hal ini juga berlaku untuk Eropa, ini juga berlaku untuk identitas Perancis, Italia, Spanyol dan negara-negara lain yang memiliki sejarah panjang.

Washington menuntut semakin banyak sanksi terhadap Rusia, dan sebagian besar politisi Eropa setuju dengan hal ini. Mereka sebenarnya memahami dengan jelas bahwa Amerika Serikat, mendorong penolakan penuh Uni Eropa terhadap operator energi dan sumber daya Rusia lainnya, secara praktis menggiring kepada deindustrialisasi Eropa, yang nantinya untuk mengambil alih pasar Eropa secara penuh—mereka sebenarnya memahami segalanya, para elite ini adalah orang Eropa, mereka mengerti segalanya, tetapi lebih suka melayani kepentingan orang lain. Ini bukan lagi perbudakan, tetapi pengkhianatan langsung terhadap rakyat mereka sendiri. Tapi ya itu urusan mereka, semoga Tuhan Memberkati.

Tetapi sanksi bagi Anglo-Saxon dirasa masih kurang, mereka telah beralih ke sabotase—sulit untuk dipercaya, tetapi ini benar—dengan mengatur ledakan di pipa gas internasional Nord Stream yang membentang di sepanjang dasar Laut Baltik, mereka sebenarnya mulai menghancurkan wadah infrastruktur energi Eropa. Semestinya sudah jelas, siapa yang mendapat manfaat dari ini. Siapa pun yang diuntungkan, tentu saja dia melakukannya.

Dikte Amerika Serikat dibangun berdasarkan kekerasan, yaitu hukum kekerasan. Terkadang dibalut dalam bungkusan indah, tetapi terkadang hadir tanpa pembungkus, namun esensinya sama—yaitu hukum kekerasan.

Oleh karena itu, penyebaran dan pemeliharaan ratusan pangkalan militer di seluruh penjuru dunia, perluasan NATO, upaya untuk menyatukan aliansi militer baru seperti AUKUS dan sejenisnya.

Pekerjaan aktif juga sedang dilakukan untuk menciptakan hubungan militer-politik antara Washington-Seoul-Tokyo. Semua negara yang memiliki atau berusaha untuk memiliki kedaulatan strategis sejati dan mampu menantang hegemoni Barat secara otomatis termasuk dalam kategori musuh.

Di atas prinsip-prinsip inilah doktrin militer AS dan NATO dibangun dengan membutuhkan dominasi total. Terhadap rencana neo-kolonial mereka, disajikan elite Barat dengan cara yang sama munafiknya, bahkan seakan menuntut perdamaian, mereka berbicara tentang menahan diri atau penggunaan kata licik semacam itu, lalu mereka berkelana dari satu strategi ke strategi lainnya, tetapi pada kenyataannya, hanya berarti satu hal: merusak pusat-pusat pembangunan yang berdaulat.

Kami telah mendengar tentang penahanan Rusia, China, dan Iran. Saya percaya bahwa negara-negara lain di Asia, Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, serta mitra dan sekutu Amerika Serikat saat ini, berada di urutan berikutnya. Kami tahu: apa pun yang tidak mereka sukai, mereka juga menjatuhkan sanksi meskipun terhadap sekutu mereka—pertama terhadap satu bank, lalu terhadap bank lainnya; nanti untuk satu perusahaan, kemudian untuk yang lain. Ini adalah praktik yang sama, dan akan meluas. Mereka menargetkan semua orang, termasuk tetangga terdekat kita: negara-negara CIS.

Pada saat yang sama, Barat jelas dan telah lama menganggap angan-angannya sebagai kenyataan. Jadi, saat mereka memulai sanksi blitzkrieg terhadap Rusia, mereka percaya bahwa sekali lagi mereka akan mampu membangun seluruh dunia di bawah komando mereka. Tetapi, ternyata, prospek cerah seperti itu tidak berhasil membuat semua orang bergairah—kecuali mungkin mereka yang menjadi masokis politik dan pengagum bentuk hubungan internasional ‘non-tradisional’  lainnya. Sebagian besar negara-negara menolak untuk menjadi tameng dan memilih cara kerja sama yang wajar dengan Rusia.

Barat jelas tidak mengharapkan pembangkangan seperti itu dari mereka. Mereka hanya membiasakan diri bertindak menurut pola yang ada, yaitu meraup segala sesuatunya dengan pemerasan, penyuapan, intimidasi, dan meyakinkan diri sendiri bahwa cara-cara ini akan berhasil selamanya, seolah-olah telah mendarah daging dan membeku di masa lalu.

Rasa percaya diri semacam itu adalah produk langsung tidak hanya dari konsep terkenal eksklusivitas seseorang—meskipun ini, tentu saja, cukup mengejutkan—tetapi juga dari “kelaparan informasi” yang nyata di Barat. Mereka menenggelamkan kebenaran dalam lautan mitos, ilusi, dan kepalsuan, menggunakan propaganda yang sangat agresif, berbohong secara sembrono, seperti Goebbels. Semakin luar biasa kebohongannya, semakin cepat mereka akan mempercayainya—begitulah cara mereka bertindak, mereka menggunakan prinsip ini.

Tetapi orang tidak dapat diberi makan dengan dolar dan euro yang dicetak. Tidak mungkin untuk memberi makan dengan potongan-potongan kertas ini dan tidak mungkin untuk memanaskan rumah dengan kapitalisasi virtual jaringan sosial Barat yang meningkat.

Semua yang saya sampaikan adalah penting. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah apa yang baru saja saya sampaikan: Anda tidak dapat memberi makan siapa pun dengan potongan uang kertas. Anda membutuhkan makanan dan Anda juga tidak akan menghangatkan siapa pun dengan kapitalisasi yang meningkat ini. Anda memerlukan penyedia energi.

Oleh karena itu, para politisi di Eropa harus meyakinkan sesama warganya untuk makan lebih sedikit, lebih jarang mandi dan pakailah baju yang lebih hangat di rumah. Lalu kepada mereka yang mulai mengajukan pertanyaan yang wajar: “Sebenarnya, kenapa kita harus seperti ini?” Langsung dicap dan dinyatakan sebagai musuh, ekstremis, dan radikal. Mereka mengalihkan anak panahnya ke Rusia, kata mereka: “Itu dia, sumber semua masalah kita”. Lagi-lagi mereka berbohong.

Yang ingin saya tekankan, tepatnya garisbawahi: ada banyak alasan untuk mempercayai bahwa elite Barat tidak akan mencari jalan keluar yang konstruktif dari krisis pangan dan energi global yang muncul karena kesalahan mereka sendiri, justru karena kesalahan merekalah, sebagai akibat dari kebijakan mereka selama bertahun-tahun jauh sebelum operasi militer khusus kami di Ukraina, di Donbass. Mereka tidak bermaksud untuk menyelesaikan masalah ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Dikhawatirkan mereka siap menggunakan cara lain yang sudah familiar bagi mereka.

Dan di sini perlu diingat bahwa segala kontradiksi yang terjadi di awal abad ke-20 melalui Perang Dunia Pertama justru memunculkan Barat. Keuntungan dari Perang Dunia II memungkinkan Amerika Serikat untuk akhirnya mengatasi konsekuensi dari Depresi Besar Amerika dan muncul menjadi ekonomi terbesar di dunia, untuk memaksakan di planet ini kekuatan dolar sebagai mata uang cadangan global.

Dan krisis yang tertunda di tahun 80-an—dan di tahun 80-an di abad terakhir krisis juga semakin parah—diatasi oleh Barat karena sebagian besar mengambil alih warisan dan sumber daya Uni Soviet yang diambang kehancuran dan pada akhirnya runtuh. Itu adalah fakta.

Sekarang, untuk melepaskan diri dari jalinan kontradiksi lainnya, mereka perlu menghancurkan Rusia dan negara-negara lain yang memilih jalan pembangunan berdaulat dengan segala cara untuk menjarah kekayaan orang lain lebih banyak lagi dan dengan cara ini dapat menutup dan menambal lubang mereka sendiri.

Jika ini tidak terjadi, saya tidak mengesampingkan bahwa mereka akan mencoba untuk sepenuhnya membuat sistemnya runtuh, sehingga semuanya dapat disalahkan, atau, semoga Tuhan tidak akan membiarkan, mereka akan memutuskan untuk menggunakan rumus terkenal mereka “perang akan menghapus semuanya”.

Rusia memahami tanggung jawabnya kepada komunitas dunia dan akan melakukan segalanya untuk membuat mereka sadar.

Jelas bahwa model neo-kolonial saat ini pada akhirnya akan hancur. Tetapi Saya ulangi bahwa pemilik aslinya akan terus berupaya bertahan sampai titik akhir. Mereka tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada dunia, kecuali pelestarian sistem perampokan dan pemerasan yang sama.

Faktanya, mereka meludahi hak alami miliaran orang, sebagian besar umat manusia, atas kebebasan dan keadilan, untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Sekarang mereka telah sepenuhnya beralih ke penolakan radikal terhadap norma moral, agama, dan keluarga.

Mari kita jawab beberapa pertanyaan yang sangat sederhana untuk diri kita sendiri. Sekarang saya ingin kembali kepada apa yang telah saya katakan, saya ingin mengimbau kepada seluruh warga negaraku, untuk semua warga negara Rusia: apakah kita benar-benar menginginkan bila di sini, di negara kita, di Rusia, daripada memanggil orang tua dengan “ayah” dan “ibu” (keluarga utuh) menggantinya dengan panggilan “orang tua nomor satu”, “nomor dua”, “nomor tiga”? (Mereka sudah benar-benar gila di sana!)

Apakah kita benar-benar menginginkan penyimpangan yang mengarah kepada degradasi dan kepunahan diterapkan pada anak-anak di sekolah kita sejak kelas-kelas sekolah dasar? Untuk dipatri ke dalam ingatan mereka bahwa seharusnya ada jenis kelamin lain selain perempuan dan laki-laki, dan ditawari operasi penggantian kelamin? Apakah kita ingin semua ini terjadi di negara kita dan terhadap anak-anak kita? Bagi kami, semua ini tidak dapat ditolerir, kami memiliki masa depan kami sendiri yang berbeda.

Saya ulangi, kediktatoran elite Barat ditujukan terhadap semua masyarakat, termasuk rakyat negara-negara Barat itu sendiri. Ini adalah tantangan bagi semua orang. Penolakan manusia sepenuhnya, penggulingan iman dan nilai-nilai tradisional, penindasan kebebasan memperoleh ciri-ciri “agama terbalik”—benar-benar satanisme.

Dalam Khotbah di Bukit, Yesus Kristus, yang menegur nabi-nabi palsu, beliau berkata: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Dan buah-buahan beracun ini sudah jelas bagi orang-orang—tidak hanya di negara kita, di semua negara, termasuk bagi banyak orang dan di Barat sendiri.

Dunia telah memasuki periode transformasi revolusioner, mereka bersifat fundamental. Pusat-pusat pengembangan baru sedang dibentuk, mereka mewakili mayoritas. Mayoritas! Komunitas dunia dan siap tidak hanya untuk menyatakan kepentingan mereka, tetapi juga untuk melindungi mereka, dan melihat multipolaritas sebagai kesempatan untuk memperkuat kedaulatan mereka, dan karena itu untuk mendapatkan kebebasan sejati, perspektif sejarah, hak mereka untuk mandiri, kreatif, mengembangkan diri, untuk mencapai proses yang harmonis.

Di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat, seperti yang saya katakan, kami memiliki banyak orang yang berpikiran sama, kami merasakan dan melihat dukungan mereka. Di negara dan masyarakat yang paling beragam, gerakan pembebasan, anti-kolonial melawan hegemoni unipolar sudah berkembang. Subyektivitasnya akan terus tumbuh. Kekuatan inilah yang akan menentukan realitas geopolitik di masa depan.

Hari ini kita berjuang untuk jalan keadilan dan kebebasan, pertama-tama untuk diri kita sendiri, untuk Rusia, dan agar kediktatoran, despotisme untuk tetap selamanya berada di masa lalu. Saya yakin bahwa negara dan masyarakat memahami bahwa suatu kebijakan bila hanya didasari pada eksklusivitas siapa pun juga, pada penindasan budaya dan masyarakat lain, pada dasarnya adalah suatu hal kriminal, bahwa kita harus membalik halaman yang memalukan ini. Runtuhnya hegemoni Barat yang sudah dimulai tidak dapat diubah lagi. Dan saya ulangi lagi: tidak akan sama seperti sebelumnya.

Medan perang yang telah memanggil kita karena takdir dan sejarah adalah medan perang demi rakyat kita, untuk sejarah Rusia yang  hebat. Untuk sejarah besar Rusia, untuk generasi mendatang, untuk anak-anak, cucu dan cicit kita, kita harus melindungi mereka dari perbudakan, dari eksperimen mengerikan yang bertujuan melumpuhkan kesadaran dan jiwa mereka.

Hari ini kami berjuang agar nantinya tidak ada yang pernah berpikir, bahwa Rusia, rakyat kita, bahasa kita, budaya kita dapat diambil dan dihapus dari sejarah. Saat ini, kita membutuhkan konsolidasi seluruh masyarakat dan kohesi semacam itu hanya dapat didasarkan pada kedaulatan, kebebasan, penciptaan, dan keadilan. Nilai-nilai kami adalah kemanusiaan, belas kasih dan kasih sayang.

Dan saya ingin mengakhiri pidato saya dengan mengutip kata-kata seorang patriot sejati Ivan Alexandrovich Ilyin: “Jika aku menganggap Rusia sebagai tanah airku, maka ini berarti bahwa aku mencintai, merenung dan berpikir dalam bahasa Rusia, aku bernyanyi dan berbicara dalam bahasa Rusia; bahwa saya percaya pada kekuatan spiritual rakyat Rusia. Semangatnya adalah semangatku; nasibnya adalah nasibku; penderitaannya adalah kesedihanku; merekahnya adalah kegembiraanku.”

Di balik dari kata-kata ini terdapat suatu pilihan spiritual yang hebat, yang selama lebih dari seribu tahun kenegaraan Rusia diikuti oleh banyak generasi nenek moyang kita. Hari ini kami membuat pilihan untuk menerima warga Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, penduduk wilayah Zaporozhye dan Kherson. Mereka membuat pilihan untuk bersatu dengan rakyatnya, bersama Tanah Air, menjalani takdirnya, menang bersamanya. Di belakang kami adalah kebenaran, di belakang kami adalah Rusia! (*)

Sumber: Kedutaan Besar Federasi Rusia di Republik Indonesia

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA